4. Memperdayai Korban
Dengan tetap bersikap ofensif, pelaku akan melemahkan korban mereka, yang menjadi putus asa, mundur dari perdebatan, pesimistis, takut, lemah, dan meragukan diri sendiri.
Baca Juga
Bisa Fatal, Kenali Penyebab Henti Jantung yang Dialami Didi Kempot
Penderita Diabetes dengan Covid-19 Perlu Serius Kontrol Gula Darah
Tokoh Park In Kyu di TWOTM Punya Gangguan Kontrol Impuls, Apa Penyebabnya?
Demi Lindungi Diri dari Virus Corona Covid-19, Wanita Ini Minum Sperma!
Erwin Prasetya Meninggal akibat Pendarahan Lambung, Ini Penyebabnya!
WHO Jelaskan Soal Virus Corona Covid-19 pada Uang Logam, Ini Sarannya!
Korban mulai mempertanyakan persepsi, identitas, dan realitasnya sendiri.
5. Hubungan Ketergantungan
Kamus Oxford mendefinisikan kodependensi sebagai ketergantungan emosional atau psikologis yang berlebihan pada pasangan. Dalam hubungan gaslighting, gaslighter memunculkan rasa tidak aman dan kecemasan konstan pada gaslightee, sehingga membuat gaslightee merasa ketergantungan.
Hubungan yang saling tergantung dibentuk berdasarkan rasa takut, kerentanan, dan marginalisasi.
6. Harapan Palsu
Sebagai taktik manipulatif, gaslighter kadang-kadang akan memperlakukan korban dengan kelembutan, moderat, dan bahkan kebaikan untuk memberikan harapan palsu kepada korban.
Dalam keadaan ini, korban mungkin berpikir: "Mungkin dia benar-benar tidak buruk, dan berubah saatnya memberikan kesempatan agar segalanya menjadi lebih baik".
7. Kontrol dan Dominasi
Pada tingkat ekstrem, tujuan akhir dari seorang gaslighter adalah mengendalikan, mendominasi, dan mengambil keuntungan dari individu lain, atau kelompok, atau bahkan seluruh masyarakat.
Perilaku gaslighting bukan hanya terjadi pada hubungan romatis, tapi bisa juga terjadi pada hubungan keluarga, pertemanan, hingga rekan kerja.