Himedik.com - Para peneliti dari Northwestern University Amerika Serikat telah mengembangkan masker anti-virus yang dapat membuat SARS-CoV-2 ( virus penyebab Covid-19) tidak terlalu menular. Dalam hal ini, kain masker dilapisi dengan bahan kimia anti-virus yang dapat membersihkan embusan napas lolos dari tetesan pernapasan.
Melansir dari Healthshots, para ilmuwan telah merancang masker baru dengan lapisan anti-virus yang dapat menonaktifkan virus corona Covid-19. Melalui simulasi inhalasi, pernafasan, batuk, dan bersin di laboratorium, para peneliti menemukan bahwa kain anti-virus disebut cukup efektif digunakan. Studi soal masker anti-virus ini telah diterbitkan pada jurnal Matter.
Baca Juga
6 Gejala Baru Virus Corona Covid-19, CDC Sebutkan Daftarnya!
5 Manfaat Kesehatan Bratawali, Tanaman yang Bisa Tingkatkan Kekebalan Tubuh
Cek Gejala Diabetes Tipe 2, Apakah Anda Sering BAB di Malam Hari?
Media Sosial Bikin Terhubung Sekaligus Depresi, Kenali 5 Faktor Pemicunya
Jelang Hari Diabetes Sedunia 2020, Diabetasol Ajak Caregiver Lebih Peduli
Studi Italia: Hampir 17 Persen Pasien Sembuh Covid-19 Masih Memiliki Virus
Para peneliti menemukan masker anti-virus dengan bahan kain 19 persen kepadatan serat bisa membersihkan embusan napas hingga 82 persen.
“Masker mungkin merupakan komponen terpenting dari alat pelindung diri (APD) yang dibutuhkan untuk melawan pandemi,” kata Jiaxing Huang dari Universitas Northwestern yang memimpin penelitian.
“Kami segera menyadari bahwa masker tidak hanya melindungi orang yang memakainya, tetapi yang lebih penting juga melindungi orang lain agar tidak terkena tetesan (dan kuman) yang dikeluarkan oleh pemakainya,” kata Huang.
Tim peneliti menumbuhkan lapisan polianilin polimer konduksi pada permukaan serat masker kain topeng. Bahan tersebut melekat kuat pada serat masker kain dan bertindak sebagai reservoir untuk garam asam dan tembaga.
Para peneliti menemukan bahwa kain longgar sekalipun dengan kepadatan serat rendah sekitar 11 persen seperti kain kasa medis masih mengubah embusan napas hingga 28 persen.