Info

Varian Baru Virus Corona Covid-19, WHO Temukan Ada 23 Mutasi!

WHO menemukan ada 23 mutasi dari varian baru virus corona Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)

Himedik.com - Varian baru virus corona pertama kali ditemukan di Inggris dan Afrika. Varian baru ini pun diduga memicu lonjakan kasus. Pada 26 Desember 2020, varian baru virus corona Covid-19 telah diidentifikasi dari pengambilan sampel rutin dan pengujian genom di Inggris.

Temuan awal menunjukkan varian virus corona itu lebih mudah menular. Sejauh ini, belum ada perubahan dalam tingkat keparahan penyakit yang diukur dari lamanya rawat inap dan kasus kematian dalam 28 hari.

Artinya, masih ada kemungkinan data mengenai tingkat keparahan varian baru virus corona bisa berubah. Saat ini, tidak ada kekhawatiran bahwa SARS-CoV-2 VOC 202012/01 lebih mungkin menginfeksi kembali orang dibandingkan dengan varian virus corona lain yang beredar.

Tapi dilansir dari Express, varian baru virus corona Covid-19 ini lebih pasti menyebar ke seluruh dunia. Saat ini pun sudah muncul laporan penyebarannya terjadi di 31 negara lain.

Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)
Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan varian virus corona ini mengandung 23 substitusi nukleotida (mutasi). Varian baru virus corona ini dikaitkan dengan infeksi di antara cerpelai yang diternakkan dan ditularkan ke manusia.

Contohnya, varian baru virus corona yang diidentifikasi di North Jutland, Denmark. Varian baru virus corona ini memiliki kombinasi mutasi yang sebelumnya tidak diamati.

Studi pendahuluan ini menunjukkan varian baru virus corona bisa mengakibatkan penurunan netralisasi virus pada manusia.

Varian baru virus corona ini berpotensi mengurangi durasi perlindungan kekebalan setelah infeksi atau vaksinasi alami.

Saat ini, penelitian sedang berlangsung untuk menilai netralisasi virus. Tetapi, hanya ada 12 kasus amnusia yang nampaknya tidak menyebar luas.

Pada 18 Desember 2020, varian baru virus corona ditemukan di Afrika Selatan, yang beredar di provinsi Eastern, Cape, Western Cape dan KwaZulu-Natal. Penyelidikan awal memberi kesan bahwa varian virus korona ini dikaitkan dengan viral load yang lebih tinggi.

Artinya, ada potensi lebih banyak penularan atau lebih menular. Sekarang ini, belum ada bukti jelas terkait dengan penyakit yang lebih parah atau kondisi yang lebih buruk.

Berita Terkait

Berita Terkini