Info

Cek Gejala Demensia, Berapa Lama Anda Tidur Siang?

Lamanya waktu tidur siang bisa menandakan gejala demensia.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi tidur nyenyak, tidur siang. (Arkadia Digital Media/Ema Rohimah)
Ilustrasi tidur nyenyak, tidur siang. (Arkadia Digital Media/Ema Rohimah)

Himedik.com - Demensia tubuh lewy (LBD) salah satu jenis demensia yang paling umum. LBD adalah jenis demensia progresif yang menyebabkan penurunan fungsi berpikir, karena endapan mikroskopis abnormal yang merusak sel-sel otak seiring waktu.

Gejala LBD bisa bervariasi dari orang ke orang baik dalam sifat maupun tingkat keparahannya. Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NDS), gangguan tidur sering terjadi pada orang dengan LBD tapi seringkali tidak terdiagnosis.

Menurut NDS, rasa kantuk yang berlebihan di siang hari adalah tanda LBD. Tubuh yang sehat mencirikan ini sebagai tidur selama 2 jam atau lebih di siang hari.

Gangguan tidur lainnya, termasuk gangguan tidur REM, insomnia dan sindrom kaki gelisah. Sedangkan, gejala umum LBD lainnya termasuk masalah seperti:

Ilustrasi tidur siang. (Shutterstock)
Ilustrasi tidur siang. (Shutterstock)

 

  1. Kecepatan berpikir
  2. Pemahaman
  3. Pertimbangan
  4. Persepsi visual
  5. Bahasa
  6. Memori

Menurut NHS, Anda harus menemui dokter umum bila mengalami gejala awal demensia, terutama orang yang berusia di atas 65 tahun. Jika orang lain yang mengalami gejala tersebut, Anda sarankan mereka untuk membuat janji temu dengan dokter.

"Dokter umum bisa melakukan beberapa pemeriksaan sederhana untuk mencoba mencari tahu penyebab gejalanya dan merujuk Anda ke spesialis untuk pemeriksaan lebih lanjut," jelas NHS dikutip dari Express.

Orang yang berisiko

Sebenarnya kelompok orang yang berisiko menderita LBD belum jelas karena penelitian tentang bentuk demensia ini tidak ekstensif seperti Penelitian jenis lainnya.

Ada beberapa Penelitian yang menunjukkan bahwa kerabat kandung dari anggota keluarga dengan LBD mungkin memiliki risiko lebih tinggi, seperti yang dilaporkan Alzheimer's Society (AS), beberapa varian gen baru-baru ini dikaitkan dengan risiko LBD yang lebih tinggi.

Menurut badan kesehatan, tidak mengherankan jika varian gen juga dikaitkan dengan penyakit Alzheimer. Karena, gejalanya tumpeng tindih dengan gejala penyakit Alzheimer dan Parkinson.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Neurology melaporkan bahwa riwayat gejala attention-deficit / hyperactivity disorder (ADHD) pada orang dewasa merupakan faktor risiko untuk LBD.

Berita Terkait

Berita Terkini