Info

Spons Cuci Piring Harus Sering Diganti, Ini Alasannya

Mengganti spons cuci piring secara berkala perlu dilakukan.

Yasinta Rahmawati

Spons cuci piring. (Pixabay)
Spons cuci piring. (Pixabay)

Himedik.com - Memiliki spons cuci piring penting untuk membersihkan alat makan, peralatan dapur, dan peralatan memasak. Namun, kapan terakhir kali Anda mengganti spons cuci piring?

Mungkin banyak yang belum tahu bahwa spons cuci piring adalah benda yang perlu sering diganti, seperti sikat gigi.

Sebab menurut WebMD, spons cuci piring adalah alat pembersih yang efektif sekaligus rumah yang sempurna untuk kuman berkumpul.

Sebuah penelitian dalam Scientific Reports edisi Juli 2017 menunjukkan bahwa spons cuci piring menyimpan lebih banyak kuman daripada toilet.

Para peneliti mencatat ada 362 jenis bakteri yang ditemukan bersembunyi di celah-celah spons cuci piring. Sekitar 5,5 triliun serangga mikroskopis per spons cuci piring ditemukan.

Spons cuci piring. (Pixabay)
Spons cuci piring. (Pixabay)

Segala macam kuman yang menyeramkan dan merayap mengintai di celah-celah spons dapur, jelas penulis studi Markus Egert, PhD, profesor mikrobiologi dan kebersihan di Universitas Furtwangen di Schwenningen, Jerman.

"Kita berbicara tentang bakteri, archaea, jamur, protozoa, alga, dan virus. Tapi, bakteri yang paling melimpah," katanya, dikutip dari The Healthy.

Spons cuci piring menjadi rumah yang sempurna untuk bakteri karena biasanya dibiarkan basah, disimpan di tempat yang hangat, memiliki pori-pori yang besar, dan mengandung banyak sisa makanan.

Saran Egert, gantilah spons cuci piring setiap satu hingga dua minggu. Spons juga lebih baik segera dibuang jika mulai mengeluarkan bau asam dan berjamur.

Agar tidak dihinggapi banyak bakteri, setelah mencuci tiriskan spons agar mengering, Sebab semakin kering, maka semakin kecil kemungkinannya untuk menampung bakteri dan kuman lainnya.

Anda juga bisa menggunakan alat lain untuk mencuci piring seperti spons yang terbuat dari silikon maupun sikat gosok. Keduanya tidak memiliki banyak pori-pori sehingga meminimalisir lingkungan lembap untuk pertumbuhan bakteri.

Berita Terkait

Berita Terkini