Info

3 Fakta Soal Varian Omicron, Dokter Angkat Bicara

Varian Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan langsung menjadi perhatian, bahkan memicu banyak negara menutup perbatasan.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi covid-19. (Elements Envato)
Ilustrasi covid-19. (Elements Envato)

Himedik.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (25/11/2021) menaikkan status varian Omicron sebagai variant of concern karena sifatnya yang lebih mudah menyebar.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun menyebutkan, saat ini tercatat sudah 23 negara melaporkan adanya kasus infeksi varian Omicrron.

Varian baru Covid-19 ini pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan langsung menjadi perhatian, bahkan memicu banyak negara menutup perbatasan.

Melihat keresahan masyarakat akan varian Omicron, dr. RA Adaninggar, SpPD bersama Riza Putranto akhirnya buka suara mengenai varian baru ini.

Pasalnya, hingga saat ini banyak hal yang belum diketahui dari varian Omicron ini. "Tunggu data ilmiahnya, cari informasi valid,  jangan panik tapi juga jangan menyepelekan, tetap aktivitas dengan waspada dan bertanggung jawab," ujar dr. Ningz (01/12/2012).

Seperti dikutip dari unggahan dr. RA Adaninggar melalui media sosial instagram-nya (@drningz), berikut 3 fakta terkait virus Omicron.

Ilustrasi covid-19. (Elements Envato)
Ilustrasi covid-19. (Elements Envato)

1. Mutasi Omicron sudah ada pada varian sebelumnya

Pada varian-varian sebelumnya, mutasi protein spike pada Omicron sudah ada. Mutasi ini diketahui terdapat pada varian Alpha dan Delta yang terbukti memiliki kemampuan penularan lebih tinggi dan "lari" dari respons imun tubuh.

Hal yang menjadi catatan adalah, apakah yang akan terjadi apabila mutasi-mutasi tersebut ditemukan dalam satu varian virus seperti Omicron. 

2. Terjadinya varian virus baru secara sains sudah bisa dimonitor

Seandainya program vaksinansi global merata dan semua orang memiliki akses yang sama untuk vaksinasi, kita bisa mencegah munculnya varian baru. Namun, pada kenyataannya hingga saat ini program vaksinasi global belum merata.

Ilustrasi covid-19. (Elements Envato)
Ilustrasi covid-19. (Elements Envato)

3. Selama ada interaksi, risiko penularan tetap ada pada yang sudah vaksin

Dalam konteks vaksinasi, walaupun sudah melakukan vaksinasi lengkap sampai booster, tak mungkin kita tidak berinteraksi dengan orang yang belum vaksin.

Sehingga selama ada interaksi, peluang terpapar Covid-19 masih sangat mungkin meskipun sudah vaksin.

"Saat ini belum ada satupun data yang bisa memastikan bagaimana dampak varian Omicron di dunia nyata. Belum tentu lebih bahaya tapi juga belum tentu lebih tidak bahaya, belum terdeteksi belum tentu belum ada. Tetap waspada," tegas dr. RA Adaninggar.

Berita Terkait

Berita Terkini