Info

Waspadai Sakit Maag Tak Kunjung Sembuh, Dokter Beri Penjelasan

Masyarakat perlu mewaspadai sakit maag yang menyebabkan berat badan terus menerus berkurang.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi perut kembung. (pixabay)
Ilustrasi perut kembung. (pixabay)

Himedik.com - Sakit maag menjadi gejala penyakit yang biasanya berupa rasa nyeri dan panas pada lambung. Sakit maag bisa terjadi akibat sejumlah kondisi.

Karena posisinya yang berdekatan antara hati atau liver dan lambung, banyak orang kerap tidak bisa membedakan gejala kanker hati dengan sakit maag.

Tidak jarang, dokter salah mendiagnosis di awal, dan menganggap kanker hati sebagai penyakit maag. 

Hal ini diungkap Spesialis Hepatologi, dr. Irsan Hasan. "Membedakan kanker hati dan maag kenyataanya nggak selalu mudah. saya tidak menyalahkan teman-teman saya bahwa di awalnya kanker hati dikatakan sakit maag," ujar dr. Irsan dalam acara webinar bersama Roche, Selasa (28/9/2021).

Dihimpun dari Suara.com---Jaringan Himedik.com, dr. Irsan menjelaskan bahwa kanker hati memerlukan sederet pemeriksaan panjang dari mulai ultrasonografi (USG), CT scan atau MRI, dan endoskopi, sehingga kerap kali menyulitkan untuk didiagnosis.

Namun dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu mengingatkan bahwa sifat kanker progresif. Sedangkan maag tidak, sehingga pada maag umumnya gejala hilang dan timbul.

"Progresif itu artinya apa, makin lama makin berat kanker itu," tuturnya.

Ia juga meminta masyarakat mewaspadai sakit maag yang menyebabkan berat badan terus menerus berkurang, bahkan turun drastis. Ditambah adanya perlemakan hati, sangat besar kemungkinannya itu kanker liver.

"Kok tambah kurus, hati-hati jangan-jangan kanker. Sebetulnya kita nggak ingin, baru tahu ada kanker setelah hatinya bengkak, karena biasanya penanganan sudah terlambat," imbuhnya.

Selain itu dr. Irsan mengungkap, biasanya dokter memiliki pegangan yang harus diwaspadai pada pasien sakit maag yang tidak kunjung sembuh meski sudah diberikan obat, sangat wajib dicurigai sebagai kanker hati.

"Makanya kita ada pegangan, diobati maagnya nggak baik-baik, dengan obat maag harusnya dia menjalani pemeriksaan USG dan endoskopi, itu salah satu pegangan yang mungkin bisa dipakai," pungkas dr. Irsan.

Berita Terkait

Berita Terkini