Wanita

Pernah Aborsi 20 Tahun Lalu, Wanita Ini Jadi Sudah Hamil Karena Infertilitas!

Seorang wanita susah hamil akibat suatu penyakit yang disebabkan oleh riwayat aborsi 20 tahun lalu.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi aborsi. (pixabay)
Ilustrasi aborsi. (pixabay)

Himedik.com - Seorang dokter mendapatkan seorang pasien wanita yang mengalami masalah kesuburan atau infertilitas dengan riwayat pernah melakukan aborsi 20 tahun sebelumnya.

Wanita usia 39 tahun dari Wales ini telah berjuang untuk hamil setidaknya selama 2 tahun dan mengalami nyeri panggul.

Wanita itu terlihat bugar dan sehat, sehingga para ahli di Departemen Obstetri dan Ginekologi, Bangor, menyelidiki lebih lanjut.

Wanita yang tidak sebutkan namanya itu diduga menderita irritable bowel syndrome (IBS), berdasarkan rasa sakitnya yang sporadis dan diberi obat.

MRI menemukan kelainan pada jaringan rahimnya, termasuk kista. Kondisi ini membuat wanita itu mengalami masalah kesuburan atau infertilitas.

Ia pun dirujuk ke klinik infertilitas untuk mempertimbangkan metode IVF. Tapi, ia dan pasangannya ditolak oleh dokter karena keduanya perokok aktif.

Ilustrasi USG. (Elements Envato)
Ilustrasi USG. (Elements Envato)

Kemudian, dokter menyarankan mereka untuk menghentikan kebiasaan merokoknya beberapa waktu sebelum menjalani program hamil.

Sekitar setahun kemudian, wanita itu kembali ke klinik ginekologi dengan keluhan nyeri kronis di sisi kiri dan menstruasi lebih lama serta menyiksa.

Ia pun menjalani USG panggul berulang sembari menunggu jadwal operasi. Saat itulah ditemukan benda asing di jaringan rahimnya, berdekatan dengan leher rahim (leher rahim).

Tapi tidak sampai petugas medis memeriksanya secara fisik, kebenaran pun terungkap sata melakukan tes pewarna. Tes ini sulit dilakukan karena serviks berukuran sebesar lubang jarum dan sulit untuk melebar.

“Sebuah benda asing diamati dan dikeluarkan dari rongga endometrium,” kata para dokter dikutip dari The Sun.

Dokter mengetahui bahwa wanita itu pernah melakukan aborsi bedah dua dekade lalu. Mereka pun menyimpulkan bahwa tulang dari janin tetap berada di dalam rahim wanita tersebut.

"Retensi tulang janin adalah komplikasi yang jarang terjadi. Bila kondisi ini tidak diobati, retensi tulang janin ini bisa enyebabkan disfungsi menstruasi dan infertilitas sekunder," kata dokter.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tulang janin mungkin memiliki efek toksik langsung pada embrio yang sedang berkembang, sehingga menyebabkan infertilitas.

Tercatat bahwa baik MRI atau ultrasound pertama tidak mendeteksi potongan tulang. Karena itu, dokter selalu salah mendiagnosis kondisi wanita tersebut.

Mereka juga mengatakan tampaknya tidak ada panduan tentang bagaimana menangani gejala aborsi yang tidak lengkap.

Berita Terkait

Berita Terkini