Himedik.com - Muhammad Kanzu Ilmi Zarkasih, bocah yang berusia hampir 5 tahun itu hanya bisa berbaring di tempat tidur atau duduk di kursi roda khusus. Bocah tersebut mengidap kelainan langka yang disebut Bruck syndrome.
Bruck syndrome ditandai osteogenesis imperfecta atau tidak sempurnanya pembentukan kolagen pengikat tulang sehingga menyebabkan tulang penderitanya mudah sekali patah dan arthrogryposis atau kelainan yang membuat otot penderitanya kaku.
Baca Juga
Drone Pertama yang Berhasil Bawa Vaksin ke Vanuatu
Baru Mulai Syuting, Bintang Hollywood Ini Jalani Kemo Kanker Tenggorokan
Kisah Pria yang Tak Bisa Kena Udara Dingin dan Minum Minuman Dingin
Menguak Fakta Vampire Facial yang Sempat Tuai Kontroversi
Studi: Makan Sebelum Tidur Tak Selalu Buat Kadar Gula Darah Naik
Menurut rarediseases, sejauh ini ada 40 kasus yang dilaporkan di seluruh dunia.
Melalui laman kitabisa.com, sang ibu Dwi Sriwagiyanti menceritakan kisah pilu tentang putranya. Menurutnya, Kanzu sudah 2 kali mengalami patah tulang pada kakinya.
Bukan itu saja, bentuk paru-paru Kanzu juga tak normal sehingga membuatnya mudah terserang bronchopneumonia (BP) atau peradangan di paru-paru. Hingga kini, Kanzu telah mengalami 5 kali bronchopneumonia.
Dwi juga mengungkapkan, putranya belum bisa duduk di usianya yang hampir mencapai 5 tahun. Menurut dokter ortopedi anak, Kanzu tidak punya tempurung panggul. Kini Kanzu hanya bisa terbaring di tempat tidur dan mobilitas menggunakan kursi roda. Itupun harus dibantu. Jadi, solusinya adalah melakukan implan.
Selain itu, bocah itu juga mengalami hip dysplasia atau displasia pinggul dan lututnya juga tidak bisa ditekuk. Posisi kakinya hanya bisa lurus. Solusi dari semua masalah itu, Kanzu harus menjalani tindakan bedah.
Namun, itu tidak mudah karena Kanzu sebelumnya harus menjalani fisioterapi yang intensif agar ototnya kuat. Masalahnya, pihak keluarga kesulitan mencari fisioterapis karena tulang kanzu yang rapuh.
"Saat ada yang berani, biayanya lumayan mahal. Kami kesulitan biaya untuk itu. Dan kami juga kesulitan untuk pembiayaan tindakan bedahnya yang membutuhkan biaya besar," tulisnya.
Mulanya, pasangan tersebut hendak menunda prosedur tersebut hingga memiliki cukup dana. Namun, mengingat usia Kanzu yang semakin besar dan harus sekolah, mereka khawatir harus berkejaran dengan waktu. Untuk itu, bagi yang ingin membantu Kanzu dalam pengobatannya bisa melalui link kitabisa.com ini.