Anak

Video: Bayi Lahir dalam Keadaan Masih di Dalam Kantong Ketuban

Bayi itu menggeliat seolah ingin keluar dari dalam kantong.

Vika Widiastuti | Dwi Citra Permatasari Sunoto

Bayi terlahir masih di dalam kantong ketuban. (Twitter/@THEHEALTHVIDS)
Bayi terlahir masih di dalam kantong ketuban. (Twitter/@THEHEALTHVIDS)

Himedik.com - Umumnya ibu hamil akan mengalami pecah ketuban sesaat sebelum melahirkan. Air ketuban biasanya pecah menjelang akhir tahap pertama persalinan. Namun, peristiwa menarik terjadi dalam sebuah persalinan yang entah kapan dan di mana kejadiannya.

Dalam video berdurasi singkat itu, terlihat bayi yang terlahir masih berada di dalam kantong ketuban. Bayi yang tidak diketahui jenis kelaminnya itu, menggeliat seolah ingin keluar dari kantong itu. Lalu tak berselang lama, kantong ketuban pecah.

Menurut Today's Parent yang dilansir dari Medical News Today, hanya sekitar 15 persen air ketuban yang pecah saat persalinan. Simak videonya lengkapnya di sini.

Sebagai informasi, cairan ketuban adalah cairan bening kekuningan yang muncul dalam 12 hari pertama setelah pembuahan yang ada dalam kantong ketuban.

Kantong ketuban terdiri dari dua selaput, amnion, dan chorion. Janin tumbuh dan berkembang di dalam kantong ini, dikelilingi oleh cairan ketuban.

Awalnya, cairan terdiri dari air yang diproduksi oleh ibu. Namun, sekitar usia kehamilan 20 minggu, cairan sepenuhnya digantikan oleh urin janin.

Cairan ketuban juga mengandung komponen vital, seperti nutrisi, hormon, dan antibodi penangkal infeksi.

Namun, ketika cairan ketuban berwarna hijau atau coklat, ini menunjukkan bahwa bayi telah melewati mekonium sebelum lahir. Mekonium adalah nama gerakan usus pertama.

Bayi terlahir masih di dalam kantong ketuban. (Twitter/@THEHEALTHVIDS)
Bayi terlahir masih di dalam kantong ketuban. (Twitter/@THEHEALTHVIDS)

Mekonium dalam cairan bisa bermasalah. Ini dapat menyebabkan masalah pernapasan yang disebut sindrom aspirasi mekonium yang terjadi ketika mekonium memasuki paru-paru. Dalam beberapa kasus, bayi akan memerlukan perawatan setelah mereka dilahirkan.

Selama kehamilan, cairan ketuban bertanggung jawab dalam melindungi janin dari tekanan luar dan bertindak sebagai peredam kejut. Cairan itu juga menjaga bayi agar tetap hangat, mempertahankan suhunya, dan masih banyak lagi.

Biasanya, tingkat cairan ketuban tertinggi pada kehamilan sekitar 36, berukuran sekitar 1 liter. Tingkat ini menurun saat kelahiran mendekati.

Ketika airnya pecah, kantong ketuban itu robek. Cairan ketuban yang terkandung di dalam kantong kemudian mulai bocor melalui serviks dan vagina.

Berita Terkait

Berita Terkini