Anak

Studi Lancet: Kelahiran Prematur selama Pandemi Menurun, Apa Penyebabnya?

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet menunjukkan ada penurunan kasus kelahiran prematur selama pandemi virus corona Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi bayi- (Pixabay/TanteTati)
Ilustrasi bayi- (Pixabay/TanteTati)

Himedik.com - Penelitian baru dari Belanda yang terbit di The Lancet menyatakan bahwa selama pandemi, kelahiran prematur justru menurun. Para peneliti menemukan bahwa tingkat kelahiran prematur turun antara 15 hingga 23 persen.

"Kami bisa melihat bahwa dampak ini nyata," kata kata ahli neonatologi dan penulis studi utama Jasper Been pada Insider.

Studi ini didasarkan pada dua laporan awal dari Denmark dan Irlandia yang dirilis selama musim panas. Dalam kedua laporan tersebut dokter menemukan bahwa angka kelahiran prematur turun drastis.

Diana Garretto, MD, seorang OB-GYN dan spesialis kedokteran janin ibu di Stony Brook Medicine di New York, mengatakan kepada Insider bahwa ada banyak faktor yang memengaruhi kelahiran prematur. "Ini rumit," kata Diana Garretto, MD.

Melansir dari Insider, turunnya angka kelahiran prematur selama pandemi membuat para peneliti menerka-nerka lebih spesifik mengenai faktor yang mungkin bisa memprediksi penyebab menurunnya angka prematur. Garretto mengatakan ada kemungkinan bahwa berada di rumah selama pandemi membantu melindungi wanita hamil dari stres terkait pekerjaan.

Ilustrasi bayi (Unsplash/Liane)
Ilustrasi bayi (Unsplash/Liane)

"Virus tertentu juga telah dikaitkan dengan kelahiran prematur, jadi mungkin lebih sedikit perempuan yang terpapar saat menjaga jarak," ujar Garretto. 

"Namun di sisi lain, banyak orang mengalami lebih banyak stres selama pandemi, jadi sulit untuk mengatakan apakah lockdown akan berdampak positif atau negatif secara keseluruhan bagi perempuan hamil," imbuhnya. 

Para ilmuwan tidak sepenuhnya memahami bagaimana kelahiran prematur dipengaruhi oleh pandemi.  

Dalam studi ini, para peneliti menegaskan bahwa bayi yang lahir mati tidak dimasukkan dalam kumpulan data mereka. Oleh karena itu, ada asumsi lain yang menyatakan bahwa penurunan angka kelahiran prematur bisa jadi karena lebih banyak bayi yang meninggal. 

Berita Terkait

Berita Terkini