Himedik.com - Instagram memang menghadirkan berbagai fitur filter yang menarik. Mulai dari bikin cantik sampai membuat wajah menjadi aneh.
Belakangan banyak orangtua yang menggunakan filter kuda (horse morph) untuk melihat reaksi anak-anak mereka.
Baca Juga
Anak Obesitas Harus Suntik Vaksin Covid-19, ini Kata Dokter Anak!
Jangan Kebiasaan Buang Air Kecil Sebelum Tidur, ini Dampaknya!
CDC Sebut Vaksin Covid-19 mRNA Aman dan Efektif untuk Ibu Hamil
Peneliti: Konsumsi Kafein Berlebihan Meningkatkan Risiko Esteoporosis
Diderita Lionel Messi saat Kecil, Apa Itu Growth Hormone Deficiency?
Awas, Belum Divaksin Picu Risiko Mengalami Infeksi Ulang Covid-19
Reaksi anak mungkin terlihat menggemaskan dan menghibur, namun penggunaan filter ini unutuk menjahili anak Anda malah bisa timbulkan masalah kesehatan mental anak nantinya.
Menurut Psikolog Samanta Elsener dalam akun Instagramnya menyatakan bahwa filter ini akan menyenangkan jika anak Anda sudah memahaminya. Namun banyak anak yang menangis karena takut dengan filter tersebut.
"Parents, anak-anak tiap usia ada perkembangannya sendiri, termasuk perkembangan kognitif anak itu beda tiap usia sehingga enggak bisa disamakan," catat Elsener.
"Kalau anak yang masih batita belum bisa paham dengan konsep filter, ya bisa histeris dengan layar yang mendadak mengubah bentuk wajah orangtuanya," imbuhnya.
Saat anak-anak belum paham dengan filter, kondisi terburuknya mereka bisa mengalami trauma karena ketakutan.
"Beberapa video yang ku lihat ada yang anaknya jadi nangis histeris karena meyakini itu benaran akhirnya efeknya jadi trauma lho bahkan ada beberapa yang DM aku menceritakan hal ini dialami oleh anaknya sendiri," imbuhnya.
![Ilustrasi Instagram. [Solen Feyissa/Unsplash]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/09/18/37665-ilustrasi-instagram.jpg)
Melansir dari Lifestyle, menakuti anak memang tak sekadar bisa bikin nangis, namun juga pengaruhi masalah kesehatan mental.
"Menanamkan rasa takut yang tidak semestinya pada anak-anak dapat menyebabkan luka psikologis yang merusak dalam jangka panjang," kata Dr. Bess de Guia, anggota dari Fakultas Kedokteran Universitas Santo Tomas (UST) di The Medical City (TMC).
"Ketakutan seperti itu mungkin menjadi akar penyebab masalah seperti gangguan stres pasca-trauma, serangan panik, dan gangguan kecemasan, efek psikologis yang umum adalah reaksi fobia kronis yang dapat meluas hingga remaja dan seterusnya," tambah Dr. Nina Halili-Jao, seorang psikiater anak dari TMC.