Info

Terobsesi Berlebihan pada Tokoh Idola, Wajarkah?

Obsesi yang berlebihan bisa membuat seseorang tidak mempedulikan hidupnya sehingga akan mengganggu kesehatannya.

Tinwarotul Fatonah | Dwi Citra Permatasari Sunoto

Anggota Super Junior. (pinterest)
Anggota Super Junior. (pinterest)

Himedik.com - Asian Games 2018 menjadi momen spesial di Tanah Air. Apalagi adanya selebrasi Jonatan Christie atau Jojo dengan cara membuka baju membuat para wanita histeris dan banyak yang menjadi fan dadakan.

Tak hanya itu, Closing Ceremony Asian Games 2018 yang menghadirkan boyband Super Junior dan iKON juga menjadi kebahagiaan tersendiri bagi para penggemar boyband Tanah Air.

Namun, di sisi lain ada hal yang sedikit mengganggu seperti penggemar yang terlalu terobsesi dengan idolanya. Mereka rela melakukan beragam cara untuk bertemu dengan idolanya. Bahkan ada juga yang merasa kecewa dan sedih jika melihat idolanya menjalin asmara dengan wanita pilihannya.

Nah, fenomena seperti itu sebenarnya wajar tidak sih? Lalu apa pengaruhnya terhadap kesehatan seseorang?

Perasaan cinta, kagum, dan semacamnya merupakan luapan emosi yang bisa memulihkan seseorang dari kondisi tersedih dalam hidupnya. Tetapi jika perasaan tersebut malah mengundang emosi negatif seperti cemas, marah, atau takut maka hal tersebut bisa dikatakan obsesi.

lightstick yang wajib dibawa ketika melihat idola konser (YouTube)
lightstick yang wajib dibawa ketika melihat idola konser (YouTube)

Tidak hanya pada tokoh idola, seseorang juga bisa memiliki obsesi terhadap benda seperti makanan, pekerjaan atau hal lain. Seorang psikolog intuitif, bernama Dr. Carmen Harra, Ph.D., menuturkan jika seseorang terobsesi dengan menebarkan cinta, tetap saja tidak boleh ada tindakan atau pikiran yang mengarah kalau kita hanya hidup untuknya.

Yang mana dapat disimpulkan obesesi adalah hal negatif meskipun itu didasari dengan cinta. Ini karena ketika diri sudah dikuasai perasaan obsesi, ia akan melemahkan kesenangan dan mengambil semua kemauan dalam hidup.

Dalam sebuah percakapan pun, kita hanya tertarik membicarakan tentang apa yang jadi obsesi diri. Dalam hal ini contohnya Jonatan Christie, Super Junior, atau iKON. Hal ini seperti yang dikatakan seorang terapis pernikahan dan keluarga bernama Darlen Lancer, JD, MFT.

Bahwa setiap orang memiliki kekuatan obsesi yang berbeda. Jika obsesi masih dalam tahap ringan, maka kita masih bisa mengendalikan diri dan bisa bekerja seperti biasa. Tetapi jika obsesi sudah berada dalam tahap intens, maka pikiran hanya akan fokus pada objek obsesi kita.

Kita akan lupa segala hal. Lupa waktu karena sibuk melihat sosial media idola. Lupa makan, lupa tidur, sehingga akan mengganggu aktivitas harian yang bukan tidak mungkin bisa mengganggu kesehatan.

Nah, sekarang sudah tahu kan bahwa obsesi berlebihan itu tidak wajar dan tidak baik untuk hidup bahkan kesehatan kamu. Jadi, sukai idolamu sewajarnya saja ya, jangan sampai terobsesi karena kamu punya hidupmu sendiri.

Berita Terkait

Berita Terkini