Info

30 Persen Mantan Pasien Covid-19 Dapat Menderita Fibrosis Paru, Benarkah?

Data ini berdasarkan laporan NHS yang bocor dan dikabarkan oleh kantor berita besar.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

ilustrasi paru-paru - (Pixabay/kalhh)
ilustrasi paru-paru - (Pixabay/kalhh)

Himedik.com - Laporan Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris tidak sengaja bocor, isinya memperingatkan 30% pasien Covid-19 yang telah sembuh dapat menderita fibrosis paru, jaringan parut di paru-paru yang tidak bisa disembuhkan.

Mereka juga dapat menghadapi gangguan kognitif serta psikologis, termasuk sindrom kelelahan kronis, tulis NHS pada laporannya. Kebocoran laporan ini pertama kali diberitakan oleh The Telegraph pada Selasa (23/6/2020).

Virus corona sebelumnya, seperti SARS dan MERS, sudah diketahui menyebabkan kerusakan berkelanjutan pada paru-paru.

SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19, juga termasuk dalam keluarga yang sama. Jadi, pedoman NHS memperkirakan satu dari tiga penyintas Covid-19 dapat menderita kerusakan paru-paru yang 'tidak dapat diperbaiki' jika virus corona baru ini memiliki jalan yang sama dengan SARS atau MERS.

Tidak hanya itu, dilansir The Health Site, satu dari tujuh pasien Covid-19 parah dalam perawatan intensif dapat mengembangkan kerusakan otak.

Cuplikan foto dari video 3D paru-paru pasien Covid-19 di Amerika Serikat. [Youtube/Surgical Theater]
Cuplikan foto dari video 3D paru-paru pasien Covid-19 di Amerika Serikat. [Youtube/Surgical Theater]

Dikatakan, 70% dari pasien Covid-19 parah dapat mengalami delirium, yang akan menyebabkan kerusakan kognitif dalam satu dari lima kasus.

Namun, bukti ini disebut 'tidak dijelaskan lebih rinci' karena virus corona ini muncul enam bulan lalu.

Beberapa risiko kesehatan lain yang dihadapi penyintas Covid-19 adalah kerusakan pada beberapa organ lain. Sebab, beberapa penelitian menunjukkan SARS-CoV-2 dapat memengaruhi otak, menyebabkan kejang dan stroke, serta menyebabkan kerusakan pada hati, ginjal, jantung hingga pembuluh darah.

Sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Cardiology pada Maret menemukan satu dari lima (dari 416 pasien Covid-19) yang dirawat di rumah sakit di Wuhan, China, menderita kerusakan jantung.

Berita Terkait

Berita Terkini