Sampel dari 16 pasien tersebut diberikan oleh Kantor Kepala Pemeriksa Medis di New York sedangkan 3 kasus lainnya diberikan oleh departemen patologi di University of Iowa College of Medicine, Iowa.Para pasien meninggal pada berbagai usia, dari 5 hingga 73 tahun.
"Kami sangat terkejut. Awalnya, kami mengira bisa melihat kerusakan yang disebabkan oleh kekurangan oksigen. Sebaliknya, kami melihat area kerusakan multifokal yang biasanya terjadi pada orang stroke dan penyakit peradangan saraf," kata Dr. Nath.
Baca Juga
India Siap Gunakan Vaksin Oxford Covishield, Ini 6 Keunggulannya!
Cek Sekarang! Perubahan Detak Jantung Bisa Jadi Tanda Virus Corona
Rentan Terinfeksi & Hampir Punah, Ratusan Musang Disuntik Vaksin Covid-19
Percaya dengan Ramalan Zodiak? Ketahui Apa Kata Ilmiah tentang Astrologi
Teori Otak Kiri Versus Otak Kanan, Benarkah Salah Satu Bisa Mendominasi?
Varian Baru Virus Corona Covid-19, WHO Temukan Ada 23 Mutasi!
Akhirnya, para peneliti tidak melihat tanda-tanda infeksi pada sampel jaringan otak meski mereka menggunakan beberapa metode untuk mendeteksi materi genetik atau protein dari SARS-CoV-2.
"Sejauh ini, hasil kami menunjukkan bahwa kerusakan yang kami lihat mungkin bukan disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang secara langsung menginfeksi otak, namun pembuluh darah," kata Dr. Nath.
"Di masa depan, kami berencana untuk mempelajari bagaimana covid-19 membahayakan pembuluh darah otak dan apakah itu menghasilkan beberapa gejala jangka pendek dan jangka panjang yang kami lihat pada pasien," imbuhnya.