Info

Dine In selama PPKM Maksimal 20 Menit, Awas Bahaya Makan Terlalu Cepat

Makan terlalu cepat bisa menyebabkan beberapa risiko ini.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi makan. (Pexels/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi makan. (Pexels/Andrea Piacquadio)

Himedik.com - PPKM Level 4 resmi diperpanjang sampai dengan 2 Agustus 2021. Dalam aturan PPKM terbaru, pemerintah memperbolehkan warung serta restoran melayani dine in alias makan di tempat.

Namun tentunya dengan protokol kesehatan ketat serta waktunya dibatasi maksimal 20 menit. Sudah terbayang bagaimana harus makan di tempat dengan waktu yang sangat singkat ini?

Jika dirasa kelewat singkat, sebaiknya memutuskan untuk dibungkus atau take away dan makan di rumah saja. Cara ini sekaligus bisa mengurangi risiko terpapar Covid-19.

Di sisi lain, makan dengan waktu yang terlampau singkat bisa membuat kita terburu-buru. Padahal, ahli menganjurkan untuk makan dengan perlahan dan mengunyah sampai lembut.

Dilansir dari Live Strong ada beberapa risiko jika makan terlalu cepat.

Ilustrasi sakit perut (pixabay)
Ilustrasi sakit perut (pixabay)

1. Sakit perut

Gangguan pencernaan seperti sakit perut bisa terjadi jika makan terlalu cepat, biasanya ditandai dengan perut terasa begah, sensasi terbakar dan tidak nyaman. Untungnya, ketidaknyamanan itu biasanya hilang beberapa saat setelah semua makanan. Tetapi jika gangguan pencernaan berlanjut, bicarakan dengan dokter Anda untuk memastikan itu tidak disebabkan oleh komplikasi lain

2. Kenaikan berat badan

Sering makan terlalu cepat dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan secara signifikan. Para ahli sepakat bahwa dibutuhkan sekitar 20 menit bagi perut untuk memberi tahu otak bahwa sudah cukup makan.
Makan terlalu cepat berisiko menumpuk kalori ekstra sebelum tubuh memiliki kesempatan untuk memberi sinyal bahwa Anda sebenarnya tidak membutuhkannya.

Ilustrasi lelaki makan sendirian. (Shutterstock)
Ilustrasi lelaki makan sendirian. (Shutterstock)

3. Kehilangan sinyal lapar dan kenyang

Makan cepat menumpulkan sinyal rasa kenyang alami tubuh, sehingga Anda berisiko kehilangan kontak dengan sinyal rasa lapar dan kenyang alami tersebut.

Anda mungkin mulai melupakan apa sensasi lapar atau kenyang sebenarnya dan berakhir mengandalkan emosi untuk memberitahu kapan harus makan.

4. Masalah kesehatan jangka panjang

Sebuah studi Juli 2018 yang diterbitkan di BMC Public Health yang melibatkan hampir 8.000 orang menemukan bahwa kecepatan makan yang lebih cepat terkait dengan tekanan darah tinggi, peningkatan lemak perut, kolesterol tinggi, dan gula darah tinggi.

Ingat, makan lebih cepat membuat Anda cenderung memilih makanan yang kurang sehat.

Berita Terkait

Berita Terkini