Info

Ilmuwan Ingatkan Pandemi Setelah Covid-19 Lebih Mematikan

Seorang ilmuwan mengatakan pandemi berikutnya setelah virus corona Covid-19 akan lebih mematikan.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi virus corona Covid-19, pandemi. (Pixabay)
Ilustrasi virus corona Covid-19, pandemi. (Pixabay)

Himedik.com - Pandemi virus corona Covid-19 telah menewaskan lebih dari 5 juta orang di seluruh dunia. Seorang ilmuwan sekaligus pencipta vaksin AstraZeneca, Sarah Gilbert mengatakan pandemi setelah Covid-19 justru yang akan lebih mematikan.

Di tengah munculnya varian Omicron yang memiliki banyak mutasi dan memicu kekhawatiran di seluruh dunia, Sarah Gilbert memperingatkan bahwa pandemi virus corona Covid-19 ini memang belum usai.

Ia justru memperingatkan semua orang untuk bersiap menghadapi pandemi setelah Covid-19. Karena, pandemi berikutnya mungkin lebih buruk dari virus corona Covid-19.

Sarah Gilbert menyampaikan hal itu setelah seorang pensihat ilmiah Inggris mengatakan varian baru virus corona ini menyebar cukup cepat, sehingga aturan pembatasan perjalanan pun diberlakukan.

Kini, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) sudah melaporkan 86 kasus varian Omicron sehingga total yang diidentifikasi sejauh ini sebanyak 246 kasus.

Ilustrasi Virus Corona Covid-19, varian Omicron. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona Covid-19, varian Omicron. (Pixabay)

Terlepas dari pandemi virus corona Covid-19 selama 2 tahun yang menginfeksi lebih dari 265 juta orang, Sarah Gilbert memperingatkan bahwa pandemi setelah ini mungkin jauh lebih menular dan mematikan.

"Virus corona ini bukan virus terakhir yang mengancam hidup dan mata pencaharian kita. Pandemi berikutnya akan jauh lebih buruk, mungkin lebih menular atau lebih mematikan atau keduanya," kata Sarah Gilbert dikutip dari The Guardian.

Gilbert, seorang profesor vaksinologi di Universitas Oxford yang timnya mengembangkan vaksin Covid-19 mengatakan kemajuan ilmiah dan pengetahuan yang telah diperoleh selama memerangi pandemi Covid-19 ini tidak boleh hilang atau dilupakan begitu saja.

"Kita tidak boleh melupakan perjuangan ini. Sama halnya dengan investasi dalam angkatan bersenjata dan intelijen untuk bertahan melawan perang, kita harus investasikan penelitian dan manufaktur yang dilakukan selama pandemi Covid-19 untuk bertahan melawan pandemi berikutnya," jelasnya.

Sarah Gilbert juga memberi tahu bahwa varian baru virus corona sekarang ini mengandung mutasi yang diketahui meningkatkan penularan virus dan melemahkan antibodi yang diinduksi oleh vaksin Covid-19 atau infeksi sebelumnya.

"Tapi, ini bukan berarti vaksin Covid-19 tidak melindungi kita dari infeksi virus corona parah dan kematian. Kita hanya perlu berhati-hati dan mengambil langkah untuk memperlambat penyebaran varian baru tersebut," katanya.

Meskipun munculnya varian Omicron ini memicu kekhawatiran di seluruh dinia, Dr Anthony Fauci, pejabat tinggi penyakit menular AS, justru mengatakan bahwa sejauh ini varian Omicron tidak meningkatkan risiko infeksi parah.

Namun, Dr Anthony Fauci juga menambahkan bahwa masih terlalu dini untuk membuat kesimpulan mengenai tingkat penularan dan risiko infeksi varian Omicron yang masih baru.

Berita Terkait

Berita Terkini