Info

Cara Mencegah agar Tidak Melahirkan Prematur, Inilah yang Perlu Dilakukan!

Kelahiran bayi prematur terjadi karena berbagai alasan, tetapi seringkali tidak ada penyebab yang teridentifikasi

Rosiana Chozanah

Ilustrasi bayi prematur (Pixabay/one_life)
Ilustrasi bayi prematur (Pixabay/one_life)

Himedik.com - Kejadian bayi prematur terjadi karena berbagai alasan. Kondisi ini terjadi ketika bayi lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan prematur menjadi beberapa subkategori berdasarkan usia kehamilan, yakni:

  • Amat sangat prematur atau extremely preterm (kurang dari 28 minggu)
  • Sangat prematur atau very preterm (28 hingga 32 minggu)
  • Sedang hingga akhir prematur atau moderate to late preterm (32 hingga 37 minggu)

Di masa ini, induksi atau kelahiran caesar tidak boleh direncanakan sebelum 39 minggu lengkap kecuali ada indikasi medis.

Kelahiran bayi prematur terjadi karena berbagai alasan, tetapi seringkali tidak ada penyebab yang teridentifikasi.

Seorang pegang kaki bayi kembarnya yang lahir prematur. [shutterstock]
Seorang pegang kaki bayi kembarnya yang lahir prematur. [shutterstock]

Namun ada faktor yang dapat menyebabkan kelahiran prematur, yakni hamil anak kembar, sang ibu mengalami infeksi atau memiliki penyakit kronis seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Mungkin juga ada pengaruh genetik.

Untuk mengurangi risiko kelahiran prematur, gaya hidup sehat dan banyak perawatan diri selama kehamilan merupakan cara termudah.

Sang ibu juga harus makan-makanan bergizi dan minum banyak air, hindari soda dan gula olahan sebisa mungkin. Jangan merokok, minum, atau mengonsumsi obat terlarang selama kehamilan.

Selain itu, berdasarkan Alodokter, langkah pencegahan tambahan lainnya adalah:

  • Memeriksa kehamilan secara rutin
  • Konsumsi suplemen kalsium
  • Mempertimbangkan jarak kehamilan
  • Menggunakan pesarium (cervical pessary)

Apabila seorang ibu diketahui berisiko tinggi mengalami kelahiran prematur karena penyakit kronis, biasanya dokter akan memberikan obat sesuai kondisi sang ibu menurunkan risiko tersebut.

Berita Terkait

Berita Terkini