Himedik.com - Sebuah studi menunjukkan bahwa ada korelasi langsung antara kadar testosteron, sitokin inflamasi, perkembangan penyakit, dan kondisi yang lebih buruk pada pasien Covid-19 pria. Studi ini disusun oleh para peneliti dari Amerika Serikat dan Arab Saudi serta telah diterbitkan pada jurnal Medical Hypotheses.
Melansir dari News Medical, rute SARS-CoV-2 masuk KE SEL melalui membran mukosa, di mana virus memasuki sel epitel alveolar menggunakan reseptor angiotensin-converting enzyme II (ACE-2) dan TMPRSS2. Reseptor ACE-2 memainkan peran kunci dalam perlindungan paru dan pengikatan virus ke reseptor ini menderegulasi jalur pelindung paru-paru.
Baca Juga
Meski Berlemak, 3 Produk Susu Ini Bisa Membantu Diet
Tak Hanya Mental, Perceraian Juga Bisa Pengaruhi Kesehatan Fisik
Percaya Bisa Tingkatkan Gairah, Wanita Ini Menjemur Vagina Tiap Hari
Shandy Aulia Kembali Diprotes setelah Ajak Renang Putrinya, Amankah?
Ilmuwan Swedia Kembangkan Tes Darah Pendeteksi Alzheimer
Studi Baru: Kemungkinan Virus Corona Sudah Ada di AS Sejak Akhir 2019
Karena ACE-2 juga diekspresikan dalam sel Leydig pada testis sebagai produk konstitutif, hal ini memengaruhi sekresi testosteron pada pasien Covid-19 pria.
Tingkat testosteron yang rendah meningkatkan regulasi reseptor ACE-2 dan peluang masuknya virus.
Testosteron memodulasi respons imun sehingga saat kadarnya rendah bisa berdampak negatif pada penanda biologis. Pasien Covid-19 dengan kadar testosteron rendah dilaporkan mengalami gejala parah yang memerlukan dukungan ventilator, peningkatan risiko kerusakan paru-paru, dan katabolisme otot pernapasan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa Covid-19 mempengaruhi pria secara signifikan lebih banyak daripada perempuan. Tingkat kematian pada pasien Covid-19 pria juga dua kali lipat daripada pasien perempuan.
Penurunan kadar testosteron pada pasien pria yang sakit kritis berdampak negatif pada fungsi sel endotel dan meningkatkan respons imun yang salah. Kondisi ini juga memengaruhi kemampuan untuk membersihkan virus dan mendukung peradangan sistemik.
Berdasarkan temuan ini, penulis berhipotesis bahwa kadar testosteron rendah secara langsung berkorelasi dengan keparahan penyakit dan hasil klinis yang lebih buruk pada pasien Covid-19 pria.