Wanita

Kecelakaan Sepeda Motor Buat Saya Tak Bisa Orgasme Selama 10 Tahun

Simak kisahnya.

Dinar Surya Oktarini | Yuliana Sere

Ilustrasi wanita yang tak bisa orgasme - (Pixabay/cocoparisienne)
Ilustrasi wanita yang tak bisa orgasme - (Pixabay/cocoparisienne)

Himedik.com - Kecelakaan tak hanya menyisakan trauma namun juga luka fisik. Hal inilah yang terjadi pada seorang Helen (31). Kecelakaan yang menimpa dirinya membuat ia tak bisa orgasme selama 10 tahun.

"Saat itu di sore hari saat musim panas tepat beberapa bulan setelah saya berusia 18 tahun, aku dibonceng pacarku dalam perjalanan untuk bertemu teman-teman.

Aku menggunakan rok mini denim dan sandal hak tinggi. Aku benar-benar tak menyangka hari itu adalah hari yang mengubah hidupku.

Sebuah mobil tiba-tiba berputar di depan kami dan kami berusaha menghindarinya. Namun seperti tak bisa terhindari, kami menabraknya dengan kecepatan 20 mil per jam.

Aku terpental dari motor, jatuh di tengah jalan dan terseret sejauh 20 meter. Helm terlepas, tali sandalku putus namun tak ada tulangku yang patah.

Aku bahkan tak mengalami jahitan apapun dan mereka hanya membersihkan lukaku dan membalutnya. "Ah, paling hanya bekas luka, untung tak ada yang lebih parah," pikirku.

Ini Alasan Kamu Tidak Bisa Capai Orgasme. (unsplash)
Ilustrasi Orgasme. (unsplash)

Beberapa bulan kemudian, aku mulai mati rasa dan kesemutan di beberapa bagian tubuhku namun aku pikir itu tak ada hubungannya dengan kecelakaan itu sama sekali.

Tak hanya itu, tiga bulan setelahnya, aku juga kehilangan keperawanan dengan salah seorang teman yang sudah lama ku taksir. Aku benar-benar bersemangat, namun seks itu sangat menyakitkan.

Aku diberitahu bahwa seks pertama kali memang mungkin membuat tak nyaman, namun tetap ku coba. Kami tidak berkencan lama dan setelah itu kami putus. Aku juga tidak terburu-buru mencari pasangan yang baru lagi.

Sementara itu, gejala yang lain semakin buruk. Sekarang aku mengalami parestesia kronis, sensasi panas pada tubuh dan kesemutan, rasa ingin buang air kecil terus-menerus namun tak ada yang keluar. Bahkan aku harus bangun 10 kali semalam untuk pergi ke toilet.

Aku pergi ke dokter namun setiap kali mereka melakukan scan MRI, tak ada hasil yang ditemukan.

Aku belum pernah mengalami orgasme sebelum kecelakaan jadi aku tak tahu seperti apa itu rasanya. Aku pun merasa ada sesuatu yang salah ketika masuk kuliah.

Aku memiliki beberapa pasangan seksual tetapi masih tidak menikmatinya. Sekarang aku tahu, seks seharusnya terasa enak, tapi itu selalu menyakitkan.

Ketika aku memberitahu teman-temanku, mereka berkata, "Kamu harus menemukan seorang pria yang tahu apa yang dia lakukan." Aku mencoba, tetapi tidak pernah orgasme.

Aku bahkan memesan vibrator namun tak ada hasil. Mula-mula rasanya enak, lalu biasa saja dan akhirnya menyakitkan.

Ketika aku bertanya pada dokter umum, mereka mengatakan, "Ini normal", atau "Itu akan terjadi pada akhirnya."

Aku merasa terisolasi dan seolah-olah tidak punya kontrol atas tubuhku. Aku pergi ke begitu banyak dokter, ahli saraf dan spesialis kandung kemih, namun tak ada masalah yang ditemukan.

Akhirnya ketika aku berusia 26 tahun, aku mendatangi ahli urologi dan dinyatakan mengalami Fowler's syndrome, yang berarti aku tidak bisa mendapatkan sensasi di kandung kemih atau organ seks.

Beberapa operasi aku jalani, hingga akhirnya disaat aku berusia 31 tahun, aku berhasil mengalami orgasme. Aku bersyukur bisa menemukan solusinya dan itu benar-benar mengubah hidupku."

Berita Terkait

Berita Terkini