Info

Mengenal Penyakit Kaki Gajah, Penyebab hingga Penularannya

Penyakit kaki gajah ataulymphatic filariasis disebabkan oleh cacing filariodidea yang menginfeksi kelenjar getah bening.

Rauhanda Riyantama

Ilustrasi penyakit kaki gajah. (pixabay)
Ilustrasi penyakit kaki gajah. (pixabay)

Himedik.com - Penyakit kaki gajah atau lymphatic filariasis disebabkan oleh cacing filariodidea yang menginfeksi kelenjar getah bening. Cacing ini masuk ke tubuh manusia dengan perantara nyamuk.

Penyakit kaki gajah biasa ditemukan di wilayah tropis, seperti Indonesia. Sebab iklim seperti ini menjadi tempat yang nyaman untuk nyamuk berkembang biak. 

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, penyakit kaki gajah disebabkan cacing filariodidea yang berukuran sangat kecil dengan bentuk menyerupai benang, yang hidup di dalam tubuh manusia.

Ada tiga spesies cacing yang bisa menyebabkan kaki gajah, yaitu wuchereria brancofti, brugia malayi, dan brugia timori.

Cacing filariodidea bahkan bisa bertahan hidup selama 4-6 tahun di dalam saluran getah bening, berkembang biak di dalam tubuh dan menghasilkan jutaan anak cacing yang beredar di dalam darah dan menyumbat sehingga mengakibatkan pembengkakan bagian tubuh.

Penyakit kaki gajah bisa menyerang siapa saja. Apabila tidak segera ditangani dapat menyebabkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, kantong buah zakar, payudara, dan alat kelamin.

Penyakit kaki gajah ditularkan dari seseorang yang dalam darahnya terdapat anak cacing (mikrofilaria) kepada orang lain melalui gigitan nyamuk. Dalam tubuh nyamuk, mikrofilaria berubah menjadi larva dalam jangka waktu sekitar 1-2 minggu.

Saat nyamuk yang telah terinfeksi tersebut menghisap darah orang yang sehat, larva akan menempel bahkan menembus masuk ke dalam tubuh manusia kemudian bermigrasi ke saluran getah bening dan tumbuh menjadi cacing filariodidea dewasa dan berkembang biak di sana.

Nyamuk sebagai perantara penyakit kaki gajah. (pixabay)
Nyamuk sebagai perantara penyakit kaki gajah. (pixabay)

Sementara itu, dr. Elizabeth Jane Soepardi selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan mengatakan, apabila cacing tersebut masuk ke dalam tubuh manusia, orang tersebut akan mengalami cacat seumur hidup.

Walaupun disebut kaki gajah, namun penyakit ini tidak hanya menyerang kaki. Beberapa bagian tubuh seperti skrotum bisa membesar. "Hal ini tidak hanya membuat seseorang mengalami masalah psikologis namun juga berdampak pada kehidupan sosialnya," ungkap Jane.

Jane menambahkan, masyarakat menjadi takut tertular karena stigma yang beredar pada pasien penderita kaki gajah. Stigma semacam itu juga beredar karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan pencegahan kaki gajah.

Selain bagian tubuh yang membesar, orang yang menderita kaki gajah juga memiliki urin yang berwarna putih seperti susu. Hal ini disebabkan karena cacing filariodidea yang tinggal di kelenjar getih bening. "Cairan getah bening itu seperti susu memang. Jika pecah dan cairannya bisa masuk ke urin, " tambah Jane.

Berdasar data tahun 2015, di Indonesia terdapat sekitar 13.000 kasus penyakit gajah. Sementara secara global ada 1,23 miliar orang di seluruh dunia yang berisiko terinfeksi penyakit ini.

Berita Terkait

Berita Terkini