Info

'BKGN 2018' Ajak Masyarakat Lindungi Gigi dari Gula Tersembunyi

Catat juga tanggal pemeriksaan gigi gratis di FKG UGM.

Rauhanda Riyantama | Yuliana Sere

(Dari kiri ke kanan) Dr. drg. Julita Hendrartini, drg. Ratu Mirah Afifah, Dr. drg. Ahmad Syaify. (HiMedik/Yuliana Sere)
(Dari kiri ke kanan) Dr. drg. Julita Hendrartini, drg. Ratu Mirah Afifah, Dr. drg. Ahmad Syaify. (HiMedik/Yuliana Sere)

Himedik.com - Agenda tahunan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2018 kembali digelar. Kali ini, PT Unilever Indonesia bekerja sama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) mengadakan edukasi tentang risiko gula tersembunyi.

Kegiatan yang dilangsungkan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Prof. Soedomo, Yogyakarta pada tanggal 17 hingga 19 Oktober 2018 mengangkat tema 'Lindungi Kesehatan Gigi Keluarga dari Risiko Gula Tersembunyi'.

Rangkaian acara yang diselenggarakan bisa dikatakan sangat menarik. Dimulai dari doa, tarian yang dibawakan oleh mahasiswa fakultas kedokteran gigi UGM, pemotongan pita tanda acara dimulai hingga flash mob oleh para dokter diiringi lagu Asian Games 2018.

Setelah acara selesai, beberapa dokter beserta rekan media langsung menuju meeting room yang terletak di lantai dua Gedung OECF RSGM Prof. Soedomo. Sementara itu, dokter lainnya melakukan pelayanan pemeriksaan gigi gratis.

Dalam sesi press conference, drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc. selaku Division Head for Health & Wellbeing and Professional Institutions Yayasan Unilever Indonesia, mengatakan tahun ini menjadi tahun ke-9 pelaksanaan BKGN di Yogyakarta.

Menurut dokter yang akrab disapa Mirah ini, antusias masyarakat Yogyakarta luar biasa untuk mendapatkan edukasi serta perawatan gigi gratis ini.

Edukasi Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2018. (HiMedik/Yuliana Sere)
Edukasi Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2018. (HiMedik/Yuliana Sere)

''Setiap tahun kami selalu mengangkat tema menarik dan terkini. Tahun ini, tema risiko gula tersembunyi terhadap kesehatan gigi dan mulut,'' ungkap dokter Mirah.

Masih banyak masyarakat yang belum memahami bahwa makanan yang tidak manis sekalipun dapat mengandung gula. Inilah yang bisa membuat gigi berlubang.

Terkait dengan konsumsi gula, dokter Mirah memakai istilah Love and Hate Relationship. ''Ini berarti kita suka makan banyak gula namun kita juga tidak tahu kalau terlalu banyak itu tidak baik,'' jelasnya.

Perawatan gigi gratis dari 17-19 Oktober 2018 di FKG UGM. (HiMedik/Yuliana Sere)
Perawatan gigi gratis dari 17-19 Oktober 2018 di FKG UGM. (HiMedik/Yuliana Sere)

Ia menambahkan, WHO menganjurkan asupan gula untuk orang dewasa sebanyak 50 gram atau tiga sampai empat sendok makan. Sedangkan untuk anak, hanya dua sampai tiga sendok makan. Namun sayangnya, sebanyak 30 persen masyarakat Indonesia masih mengonsumsi melebihi batas tersebut.

Pembicara lain, Dr. drg. Ahmad Syaify, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM mengatakan, masalah gigi berlubang atau karies digambarkan sebagai empat mata rantai yang saling berinteraksi.

1. Host, terdiri dari gigi dan air liur.
2. Mikroorganisme atau bakteri pada plak.
3. Substrat atau asupan makanan
4. Waktu

Klinik perawatan gigi anak FKG UGM. (HiMedik/Yuliana Sere)
Klinik perawatan gigi anak FKG UGM. (HiMedik/Yuliana Sere)

Sementara itu, Dr. drg. Julita Hendrartini, Direktur RSGM Prof. Soedomo menekankan aktivitas ini digelar di 23 Fakultas Kedokteran Gigi dan 40 cabang PDGI di berbagai wilayah Indonesia sampai akhir Desember mendatang.

Acara pun ditutup dengan kunjungan ke stan-stan pemeriksaan gigi orang dewasa dan anak-anak di RSGM Prof. Soedomo UGM.

Berita Terkait

Berita Terkini