Info

Pertolongan Pertama pada Henti Jantung, Kondisi yang Dialami Didi Kempot

Penyanyi yang biasa dipanggil Lord Didi Kempot itu dilaporkan mengalami henti jantung, bagaimana pertolongan pertama yang bisa dilakukan?

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Didi Kempot Meninggal Dunia (Instagram/@mayub28)
Didi Kempot Meninggal Dunia (Instagram/@mayub28)

Himedik.com - Penyanyi campursari, Didi Kempot. meninggal dunia pada Selasa (5/5/2020). Menurut laporan, Didi Kempot tiba di RS Kasih Ibu Solo dengan kondisi henti jantung.

"Pukul 07.25 WIB ke IGD dalam keadaan henti jantung. Sudah dilakukan pertolongan dengan maksimal. Tapi kondisinya tidak tertolong. Almarhum dinyatakan meninggal dunia pukul 07.45 WIB," kata dr Divan melalui pesan WhatsApp dikutip dari Solopos.com (jaringan Suara.com).

Henti jantung merupakan kondisi yang terjadi akibat kerusakan elektrik internal, aritmia dan serangan jantung.

Kondisi henti jantung memang sering kali terjadi dan bisa memicu serangan jantung. Menurut data yang dihimpun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2014, memperkirakan setidaknya 10 ribu orang mengalami henti jantung mendadak.

Istilah medis henti jantung adalah sudden cardiac arrest.

Pada temu media Kamis (14/9/2020) dr. Jetty R.H. Sedyawan, SpJ mengatakan bahwa pertolongan pertama pada kasus jantung henti mendadak memiliki periode emas selama tujuh menit.

Menurutnya, setiap satu menit, tingkat survival pada kasus henti jantung mendadak yang tidak segera ditangani akan menurun hingga tujuh persen.

Didi Kempot saat menghibur para sobat ambyar di Panggung Big Bang Festival Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (27/12) malam. [Suara.com/Alfian Winanto]
Didi Kempot saat menghibur para sobat ambyar di Panggung Big Bang Festival Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (27/12) malam. [Suara.com/Alfian Winanto]

"Henti jantung terjadi secara mendadak. Jadi pertolongan pada menit-menit pertama diperlukan untuk memastikan oksigen masuk ke otak, kalau tidak, maka dapat terjadi kerusakan otak atau pasien tidak dapat tertolong," ujar dia pada temu media yang dihelat Philips di Jakarta, Kamis (14/9/2017).

Menurut Jetty, pertolongan pertama yang bisa dilakukan saat menghadapi orang yang mengalami henti jantung mendadak adalah dengan melakukan CPR atau resusitasi jantung paru.

CPR sebaiknya dilakukan dengan memberikan penekanan di bagian dada sebanyak 30 kali. Setelah itu, berikan bantuan napas.

"Lebih enak lagi kalau ada AED (Automated External Defibrilators). Tinggal otomatis ikuti instruksi dan bisa memberikan kejut listrik secara otomatis pada jantung yang berhenti mendadak," tambah Jetty.

Jetty menyatakan, salah satu tanda mengalami henti jantung mendadak adalah apabila seseorang tiba-tiba tak sadarkan diri secara tiba-tiba.

"Bila ini yang terjadi, maka pertolongan pertama harus segera diberikan mengingat periode emas yang hanya sekitar tujuh menit," ujar Jetty.

"Nunggu ambulans macet, rumah sakit jauh. Jadi enggak bisa menunggu lama. Sehingga pengetahuan tentang pertolongan pertama CPR harus dikuasai oleh masyarakat sehingga harapan hidup orang terdekatnya yang mengalami henti jantung mendadak bisa lebih besar," tambahnya.

Berita Terkait

Berita Terkini