Info

Ahli Sebut Virus Corona Covid-19 Inggris Lebih Mematikan 2 Kali Lipat

Varian baru virus corona Covid-19 Inggris lebih mematikan daripada sebelumnya.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)

Himedik.com - Sebuah penelitian di British Medical Journal menemukan varian baru virus corona di Inggris 2 kali lebih mematikan daripada varian lainnya. Temuan ini berdasarkan analisis terhadap 110.000 pasien virus corona Covid-19.

Ahli epidemiologi dari universitas Exeter dan Bristol mengidentifikasi 227 kematian dari sampel 55 ribu pasien yang terinfeksi varian baru virus corona Inggris.

Kemudian, hasil itu dibandingkan dengan 141 kematian pada sampel pasien virus corona Covid-19 serupa dengan varian baru virus corona Covid-19 yang lebih tua.

Setelah analisis komparatif, mereka menyimpulkan bahwa varian baru virus corona Covid-19 Inggris yang disebut B.1.1.7 antara 30 hingga 100 persen lebih mematikan.

"Varian baru virus corona Inggris B.1.1.7 ini telah meningkatkan risiko kematian. Apalagi kemampuannya menyebar cepat membuat varian ini menjadi ancaman yang harus ditanggapi serius," kata Robert Challen, dari University of Exeter dikutip dari Express.

Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)
Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)

Bukti genetik menunjukkan varian ini muncul pada September 2020 dan menyebar pada tingkat yang rendah hingga pertengahan November 2020.

Peningkatan kasus virus corona yang terkait dengan varian baru pertama kali terungkap pada Desember 2020, ketika Public Health England (PHE) sedang menyelidiki penyebab tingkat infeksi di Inggris tidak turun meskipun sudah pembatasan sosial.

Kemudian, PHE menemukan cluster yang terkait dengan varian baru ini menyebar cepat ke London dan Essex. Lonjakan kasus berikutnya menunjukkan jumlah rawat inap dan kematian akibat Covid-19 yang meningkat pada Natal 2020.

Rupanya, varian baru virus corona Inggris ini lebih efektif mengikat enzim 2 pengubah angiotensin atau reseptor ACE2, protein yang menyediakan titik masuk ke dalam tubuh untuk virus corona Covid-19.

Hal ini membuat virus lebih mudah menular tetapi ada juga kekhawatiran bahwa virus tersebut bisa kebal terhadap vaksin Covid-19.

Varian virus corona yang mengandung mutasi 484K pada protein lonjakan, telah terbukti memberikan tingkat resistensi terhadap vaksin. Varian tersebut mencakup mutasi lain pada protein lonjakan yang disebut N501Y.

Menurut PHE, perubahan ini mengakibatkan virus menjadi sekitar 50 persen lebih menular dan menyebar lebih mudah di antara manusia.

Dua varian baru virus corona juga ditemukan pada Januari 2021, satu di kawasan Bristol, di Barat Daya Inggris, dan satu lagi di kawasan Liverpool, di Barat Laut Inggris.

Varian yang ditemukan di wilayah Bristol telah diklasifikasikan sebagai varian yag harus diwaspadai. Karena, varian tu juga mengandung mutasi E484K yang dapat resistensi terhadap vaksin.

Mutasi E484K hadir dalam varian Afrika Selatan dan sejumlah varian lain yang diurutkan secara global. Investigasi PHE sedang dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut tentang varian baru ini.

Berita Terkait

Berita Terkini