Info

Parosmia pada Penyintas Covid-19 Memengaruhi Kehidupan Seks Mereka

Beberapa penyintas Covid-19 mengeluhkan ketidakpuasan dalam kehidupan seksual mereka.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Komunikasi pasangan tidak mau bercinta (Pixabay/sasint / 226 images)
Komunikasi pasangan tidak mau bercinta (Pixabay/sasint / 226 images)

Himedik.com - Selain anosmia (hilangnya indra penciuman), kondisi parosmia juga bisa terjadi pada penderita dan penyintas Covid-19. Kondisi ini membuat rusaknya indra penciuman, di mana bisa membuat semua bau menjadi busuk. 

Menurut orang yang mengalaminya, membuat mereka tidak tahan dengan bau pasangan dan membuat kehidupan seks menjadi kurang menarik, bahkan ketika mereka sedang bergairah.

Orang-orang ini juga ragu untuk mencium pasangan karena selalu merasa bau napas mereka sendiri tidak sedap.

"Itu adalah sesuatu yang memengaruhi hubungan dengan diri Anda sendiri, dengan orang lain, kehidupan sosial, serta hubungan intim Anda," jelas Duika Burges Watson, pemimpin Altered Eating Research Network di Newcastle University, Inggris.

Ilustrasi Pasangan Menikah Merasa Jenuh. (freepik.com/yanalya)
Ilustrasi kehidupan seks pasangan terganggu (freepik.com/yanalya)

Salah seorang penyintas Covid-19, Samantha LaLiberte (35) mengatakan ia tidak dapat mentolerir aroma dirinya sendiri atau suaminya.

"Tidak banyak keintiman saat ini," tuturnya, dilansir Insider.

LaLiberte terinfeksi Covid-19 tujuh bulan sebelum mengalami parosmia, menunjukkan bahwa gejala tersebut dapat muncul setelah pulih dari penyakit.

Meski gejala ini umum, hingga kini belum ada obat yang langsung bisa mengatasi parosmia atau anosmia, hilangnya kemampuan mencium bau.

"Ada jutaan hal seperti itu di luar sana, terutama untuk kondisi seperti anosmia terkait Covid, di mana pengobatan tradisional tidak benar-benar memiliki jawaban," tutur ahli THT.

Meski begitu, penderita dapat mengembalikan kemampuannya dengan mencoba terapi aroma, dimana mengharuskan penderita mengendus aroma yang kuat dan memicu ingatan tentang bau benda tersebut.

Praktik tersebut mungkin dapat memperbaiki koneksi saraf yang terkait dengan bau.

Berita Terkait

Berita Terkini