Wanita

Gejala Awal dan Pengobatan Kanker Payudara HER2 Positif

Orang yang terjangkit kanker payudara HER2 positif stadium I dan II tidak memiliki tanda-tanda yang mudah diamati.

Rauhanda Riyantama

Ilustrasi. (shutterstock)
Ilustrasi. (shutterstock)

Himedik.com - HER2 Positif merupakan jenis kanker payudara yang positif mengandung sel Human Epidermal Growth Factor Receptor 2 (HER2). Jika sel tersebut bermutasi menjadi lebih banyak, maka otomatis akan mendorong pertumbuhan sel kanker cepat menyebar.   

Namun, banyak wanita Indonesia yang menganggap enteng jika disarankan untuk melakukan deteksi dini pada kanker. Dampaknya, mayoritas orang yang mengidap kanker payudara HER2 Positif ditemui dalam stadium lanjut. 

Umumnya, gejala kanker payudara dimulai dengan benjolan di sekitar payudara. Namun, orang yang terjangkit kanker payudara HER2 positif stadium I dan II tidak memiliki tanda-tanda yang mudah diamati. Oleh sebab itu, mereka yang divonis stadium lanjut menaruh harapan pada kemoterapi dan obat trastuzumab.

"Semua kanker di Indonesia, terutama kanker payudara 75 persen diketahui saat sudah stadium lanjut. Maka, setiap individu perlu meningkatkan awareness terhadap diri sendiri, untuk mengidentifikasi kanker yang ada di tubuhnya," ujar dr Sonar Soni Panigoro, Spb(K), Dokter Bedah Onkologi dari RS Cipto Mangunkusumo, dilansir dari Detikhealth.

"Maka dari itu, kami menganjurkan untuk pengecekkan, bisa dengan USG atau mammography (mesin rontgen dosis rendah untuk memeriksa payudara)," imbuhnya.

Perlu diketahui, sel kanker payudara memang menetap di area sekitar payudara. Namun tanpa disadari, di dalam aliran darah juga bisa terdapat sel kanker. Hal itulah yang mempercepat penyebaran sel kanker jika tidak teridentifikasi sejak dini.

Ilustrasi. (shutterstock)
Ilustrasi. (shutterstock)

Pengobatan Kanker Payudara HER2 Positif

Faktanya kanker payudara masih menjadi pemasok penyakit kanker terbanyak di Indonesia, khususnya bagi wanita. Salah satu jenis kanker payudara yang paling berbahaya adalah kanker payudara HER2 positif.

Sebenarnya ada tiga jenis kanker payudara yang umum diderita, yakni kanker payudara HER2 positif, esterogen atau progesteron positif, dan triple negatif. Salah satu yang sedang gempar diperbincangkan adalah HER2 positif. Pasalnya, salah seorang pasien bernama Yulianti Tunjung menggugat BPJS Kesehatan lantaran obat trastuzumab tak lagi dijamin.

"Kanker payudara HER2 positif memiliki rasio 20 persen dibandingkan dengan jenis yang lainnya. Jenis ini termasuk yang kompleks dan belum tentu bisa diobati, bentuknya seperti huruf Y. Lalu obat trastuzumab itu hanya menempel di salah satu sisi saja, jadi sisi reseptor yang lainnya masih menerima sinyal dan terus berkembang," kata ahli bedah kanker, dr Sonar Soni Panigoro.

Jenis obat trastuzumab bisa menambah harapan hidup seseorang penderita kanker payudara HER2 positif, tapi harganya cukup mahal. Konon, satu sesi saja harga obat bisa mencapai Rp 25 juta. "Setelah dilakukan pengembangan, ditemukan obat lapatinib untuk menangkap bagian bawahnya. Bila dikombinasikan, ternyata belum tentu bisa sembuh juga, tetapi hasilnya jauh lebih baik," ungkap dr Sonar Soni.

Namun, menurut dr Drajat R. Suardi, SpB(K)Onk, Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia, obat lapatinib sama mahalnya dengan trastuzumab. "Trastuzumab dihapus, tapi ada obat alternatif lain yaitu lapatinib. Permasalahannya sama-sama mahal," katanya.

Tidak diketahui secara detail berapa harganya. dr Drajat menyebutkan, harga lapatinib masih tergolong obat level kedua di bawah trastuzumab. Sedangkan menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), lapatinib bisa digunakan untuk pengobatan kanker payudara HER2 positif yang dikombinasikan dengan obat capectabine (xeloda).

Meskipun kanker payudara HER2 positif tidak diturunkan secara genetik, tetapi termasuk jenis yang cepat menyebar ke seluruh tubuh dibandingkan dengan jenis lainnya. Penyebabnya juga belum bisa dipastikan, kemungkinan karena gaya hidup yang kurang sehat.

Berita Terkait

Berita Terkini