Wanita

Ratna Sarumpaet Berbohong, Ini Kata Psikolog

Berbohong merupakan kondisi yang psikologis yang menyebabkan penderitanyacemas, tegang, stres, merasa bersalah, dan ingin meredakan ketegangan.

Rauhanda Riyantama

Ratna Sarumpaet saat melakukan konferensi pers. (Suara.com/Ria Rizki)
Ratna Sarumpaet saat melakukan konferensi pers. (Suara.com/Ria Rizki)

Himedik.com - Akhirnya drama penganiayaan yang menyeret aktivis Ratna Sarumpaet berakhir pada kebohongan. Hal itu ia sampaikan dalam sesi konferensi pers di hadapan awak media di kediamannya pada Rabu (3/10/2018).

Dalam pengakuannya, Ratna Sarumpaet mengatakan bahwa ia tidak dianiaya, melainkan melakukan operasi bedah plastik untuk sedot lemak. Saat pulang mukanya masih menyisakan lebam bekas operasi.

Kebohongannya pun berawal hanya untuk mencari alasan kepada anak-anaknya. "Saya pulang, seperti membutuhkan alasan kepada anak saya di rumah, mengapa lebam-lebam. Dan memang anak saya tanya, dan saya jawab dipukul orang," ungkap Ratna Sarumpaet.

Ratna Sarumpaet menuturkan, tanggal 21 September 2018 ia datang ke RS Bina Estetika, Menteng, Jakarta Pusat, untuk sedot lemak. "Tanggal 21 saya mendatangi RS khusus bedah, menemui dr Sidiq ahli bedah plastik. Kedatangan saya karena kami sepakat beliau akan menyedot lemak di pipi," katanya.

Terlepas dari kasus tersebut, berbohong merupakan kondisi yang menyebabkan penderitanya cemas, tegang, stres, merasa bersalah, dan ingin meredakan ketegangan. Namun, ciri-ciri tersebut bisa saja tidak muncul pada orang-orang yang tidak memiliki rasa bersalah.

Menurut psikolog, Ratih Zulhaqqi, berbohong merupakan gangguan psikologis yang biasa disebut dengan istilah mythomania atau kebohongan patologis. Seseorang yang mengalami mythomania tak hanya mengelabuhi orang lain, tapi juga membohongi diri sendiri hingga yakin bahwa kebohongannya adalah sebuah kebenaran.

Saking seringnya berbohong, penderita mythomania juga tidak sadar bahwa mereka sedang berbohong. Pada umumnya, mythomania terjadi pada orang-orang yang kurang percaya diri. Kebohongan demi kebohongan diucapkan untuk membuat dirinya terlihat lebih baik dari yang sebenarnya terjadi.

Mythomania juga bisa terjadi pada orang yang sulit menerima kenyataan, sering melakukan peniadaan kondisi, atau menutupi kondisi sebenarnya. Kebohongan itulah yang jadi senjata untuk menutupi kondisi sebenarnya.

Untuk mengobati penyakit suka berbohong, penderita mythomania tentu harus menyadari dirinya sendiri bahwa kebohongan-kebohongan yang ia lakukan tidaklah baik, karena justru bisa membuat masalah yang lebih besar ke depannya.

Penderita mythomania juga bisa mendatangi psikolog dan melakukan konseling dengan metode konvensional psikoterapi. Kini, semakin banyak psikolog yang bisa memakai hypnotherapy yang bisa mengatasi masalah berbohong ini dengan lebih efektif.

Berita Terkait

Berita Terkini