Wanita

Usai Sang Ibu Vaksin Covid-19, Bayi Baru Lahir Ini Punya Antibodi

Bayi baru lahir dari ibu yang sudah suntik vaksin Covid-19 memiliki antibodi virus corona Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)

Himedik.com - Bayi perempuan di Florida Selatan menjadi bayi pertama kali yang memiliki antibodi Covid-19. Bayi perempuan itu lahir dari ibu yang sudah suntik dosis pertama vaksin Moderna ketika hamil 36 minggu.

Setelah 3 minggu suntik vaksin Covid-19 pertama dan sebelum menerima suntikan kedua, ia pun melahirkan bayi perempuannya tersebut. Karena itu, bayinya ikut mendapatkan perlindungan dari virus corona Covid-19 dan menjadi kabar menghebohkan.

Kasus ini pun didokumentasikan dalam studi oleh Paul Gilbert dan Chad Rudnick, yang keduanya seorang professor afiliasi di Florida Atlantic University. Menurut penelitiannya, antibodi terdeteksi segera setelah bayi lahir dan melalui analisis darah dari tali pusat serta antibodi terdeteksi lagi sebelum plasenta keluar.

"Kami telah menemukan bahwa antibodi SARS-CoV-2 IgG bisa terdeteksi dalam sampel darah tali pusat bayi baru lahir, setelah ibunya mendapatkan satu kali suntikan vaksin Moderna ketika hamil," kata para peneliti dikutip dari Health.

Dengan demikian, mereka berpikir bahwa ada potensi perlindungan dan pengurangan risiko infeksi virus corona Covid-19 dengan melakukan vaksinasi pada ibu hamil.

Ilustrasi bayi. (Unsplash/@irinamurza)
Ilustrasi bayi. (Unsplash/@irinamurza)

Bayi perempuan asal Florida ini pun diyakini menjadi bayi pertama di Amerika Serikat yang lahir dengan antibodi virus corona Covid-19. Amesh A. Adalja, ahli penyakit menular dan peneliti senior di Pusat Keamanan Kesehatan John Hopkins di Maryland, mengatakan antibodi adalah protein yang disintesis oleh sistem kekebalan terhadap sesuatu yang diidentifikasi sebagai benda asing.

Antibodi melapisi patogen seperti virus yang memfasilitasi pembersihan dari tubuh. Antibodi ini juga memblokir kemampuan patogen untuk mengikat reseptor pada sel dan sel-sel tertentu.

Sehingga virus tidak bisa menginfeksi tubuh. Antibodi juga cenderung bertahan di dalam tubuh dengan menawarkan perlindungan dari ancaman infeksi ulang virus yang sama.

Para ilmuwan sudah mengetahui bahwa ibu yang terinfeksi virus corona Covid-19 bisa mentransfer antibodi ke bayinya. Sementara, vaksin bisa membawa antibodi dari ibu ke bayi melalui plasenta.

Jadi, apakah ibu hamil harus vaksinasi?

Vaksinasi virus corona Covid-19 untuk ibu hamil memang menjadi perdebatan. Karena, ibu hamil tidak secara aktif terlibat dalam uji klinis vaksin Covid-19, termasuk vaksin Pfizer, Moderna dan Johnson & Johnson.

Jadi, ilmuwan belum ada gambaran keamanan dan kemanjuran vaksin Covid-19 untuk ibu hamil. Tapi bulan lalu, Pfizer mengumumkan telah meluncurkan uji coba skala besar pertama vaksinnya pada ibu hamil. Proses ini pun diharapkan bisa selesai pada awal 2023.

Sedangkan, Moderna belum memulai uji coba vaksinnya pada ibu hamil, tapi perusahaan telah membuat registri untuk melacak ibu hamil bisa mendapatkan suntikan vaksin.

Lalu, Johnson & Johnson mengatakan pihaknya berencana untuk melibatkan ibu hamil dan bayi dalam studinya lebih lanjut. Selain itu, mereka akan mengumpulkan data ibu hamil melalui registri mereka sendiri.

Berita Terkait

Berita Terkini