Himedik.com - Sebuah studi menunjukkan bahwa interaksi positif antara ibu dan anak menghindarkan remaja dari hubungan yang penuh kekerasan dan pelecehan. Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang disusun oleh peneliti Universitas Buffalo.
Melansir dari Medical Xpress, studi baru tersebut menemukan bahwa hubungan anak dengan ibu mereka berfungsi sebagai penyangga harga diri remaja.
Baca Juga
Hati-Hati, Kurang Tidur Tingkatkan Risiko Infeksi Virus Corona Covid-19
Wanita Lebih Berisiko Tinggi Meninggal akibat Strain Baru Virus Corona
Strain Baru Virus Corona, Cek Gejalanya Lewat Kuku dan Daun Telinga!
Cegah Risiko Kesehan, Hindari 6 Aktivitas Ini Usai Berhubungan Seks
Menurut Studi, Tiap Secangkir Kopi Turunkan 1 Persen Risiko Kanker Prostat
Positif Virus Corona, Pria Ini Alami Rasa Terbakar di Kulit Telapak Kakinya
"Anak-anak membentuk model kerja internal tentang diri mereka sendiri dan orang lain berdasarkan kualitas hubungan mereka dengan orangtua," kata Jennifer Livingston, Ph.D., peneliti utama dan profesor di Fakultas Keperawatan UB.
"Jika pengasuh utama kasar atau tidak konsisten, anak-anak belajar untuk melihat diri mereka sendiri sebagai anak yang tidak dapat dicintai," imbuhnya.
Penelitian yang diterbitkan di Journal of Interpersonal Violence, menyurvei lebih dari 140 remaja yang orang tuanya menikah atau tinggal bersama pada saat mereka lahir. Studi ini menemukan bahwa anak-anak yang mengalami tingkat perilaku pengasuhan yang positif dari ibunya cenderung tidak terlibat dalam kekerasan dalam pacaran saat remaja.
"Orang tua yang lebih mampu untuk berkomunikasi dan menyelesaikan perselisihan akan memiliki lebih sedikit konflik dalam rumah tangga dan dapat mencontohkan keterampilan resolusi konflik yang sesuai untuk anak-anak mereka," ujar Livingston.
Hasil penelitian dapat membantu pengembangan intervensi yang mencegah remaja mengalami pelecehan fisik, emosional atau hubungan seksual.
"Lebih dari 30 persen remaja menjadi korban dari beberapa jenis pelecehan oleh pasangan romantis," kata Livingston, yang juga anggota fakultas di Institut Penelitian dan Klinik Kecanduan (CRIA) UB.