Anak

Studi: Kedekatan Remaja dan Ibu Cegah Anak Terlibat Kekerasan dan Pelecehan

Sebuah studi menunjukkan bahwa seorang ibu memiliki peran dalam pencegahan keterlibatan remaja pada hubungan yang penuh pelecehan dan kekerasan.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi ibu dan anak. (pixabay/rawpixel)
Ilustrasi ibu dan anak. (pixabay/rawpixel)

Himedik.com - Sebuah studi menunjukkan bahwa interaksi positif antara ibu dan anak menghindarkan remaja dari hubungan yang penuh kekerasan dan pelecehan. Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang disusun oleh peneliti Universitas Buffalo.

Melansir dari Medical Xpress, studi baru tersebut menemukan bahwa hubungan anak dengan ibu mereka berfungsi sebagai penyangga harga diri remaja.

"Anak-anak membentuk model kerja internal tentang diri mereka sendiri dan orang lain berdasarkan kualitas hubungan mereka dengan orangtua," kata Jennifer Livingston, Ph.D., peneliti utama dan profesor di Fakultas Keperawatan UB.

"Jika pengasuh utama kasar atau tidak konsisten, anak-anak belajar untuk melihat diri mereka sendiri sebagai anak yang tidak dapat dicintai," imbuhnya.

Penelitian yang diterbitkan di Journal of Interpersonal Violence, menyurvei lebih dari 140 remaja yang orang tuanya menikah atau tinggal bersama pada saat mereka lahir. Studi ini menemukan bahwa anak-anak yang mengalami tingkat perilaku pengasuhan yang positif dari ibunya cenderung tidak terlibat dalam kekerasan dalam pacaran saat remaja.

Ilustrasi Remaja. (Shutterstock)
Ilustrasi Remaja. (Shutterstock)

"Orang tua yang lebih mampu untuk berkomunikasi dan menyelesaikan perselisihan akan memiliki lebih sedikit konflik dalam rumah tangga dan dapat mencontohkan keterampilan resolusi konflik yang sesuai untuk anak-anak mereka," ujar Livingston.

Hasil penelitian dapat membantu pengembangan intervensi yang mencegah remaja mengalami pelecehan fisik, emosional atau hubungan seksual.

"Lebih dari 30 persen remaja menjadi korban dari beberapa jenis pelecehan oleh pasangan romantis," kata Livingston, yang juga anggota fakultas di Institut Penelitian dan Klinik Kecanduan (CRIA) UB.

Berita Terkait

Berita Terkini