Info

Kamu Perfeksionis Garis Keras? Awas Frustasi!

Ngeri, bukan hanya itu, kamu juga bisa mengalami beberapa masalah kesehatan di bawah ini.

Dinar Surya Oktarini | Yuliana Sere

Kamu Perfeksionis Garis Keras? Awas Frustasi!. (unsplash)
Kamu Perfeksionis Garis Keras? Awas Frustasi!. (unsplash)

Himedik.com - Apakah kamu merasa bahwa kamu salah satu golongan perfeksionis? Jika ya, maka kamu perlu perhatikan kesehatan mentalmu.

Perfeksionisme itu sendiri merupakan keyakinan bahwa seseorang harus menjadi sempurna untuk mencapai kondisi terbaik pada aspek fisik atau pun non-materi.

Tentu kamu akan merasa belum cukup jika pekerjaan yang kamu lakukan belum sempurna atau belum memenuhi beberapa item yang bahkan tidak dimiliki orang atau kelompok lain.

Namun apakah kesempurnaan itu membuat kamu nyaman dengan diri sendiri?

Studi menunjukkan bahwa terus-menerus mengejar momok kesempurnaan dapat sangat membahayakan kesehatan mental dan kesejahteraanmu.

Dorongan untuk selalu melakukan semuanya dengan sempurna sering kali dapat membuat frustasi.

Ilustrasi stres. (pixabay)
Ilustrasi stres. (pixabay)

Penelitian ini dilakukan oleh Thomas Curran, seorang dosen di Departemen Kesehatan di University of Bath di Inggris, dan Andrew P. Hill, Universitas York St. John.

Menurut mereka, perfeksionisme memiliki efek yang sangat negatif pada mahasiswa - penelitian menunjukkan hubungan yang sangat mengkhawatirkan dengan depresi dan bunuh diri.

Kecemasan, depresi dan keinginan bunuh diri hanyalah beberapa masalah kesehatan mental yang telah berulang kali dikaitkan dengan bentuk perfeksionisme ini.

Sebuah studi menemukan lebih dari 70 persen orang muda meninggal karena bunuh diri akibat memiliki kebiasaan menciptakan harapan yang sangat tinggi terhadap diri mereka sendiri.

Studi lain, hampir 30 persen mahasiswa sarjana mengalami gejala depresi dan perfeksionisme telah banyak dikaitkan dengan gejala-gejala ini.

Selain itu, perfeksionisme juga dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan bipolar. Beberapa penelitian menunjukkan itu mungkin menjelaskan mengapa orang dengan bipolar juga mengalami kecemasan.

Namun penyakit perfeksionisme tidak berhenti pada kesehatan mental.

Beberapa penelitian menemukan tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskular lebih umum terjadi pada orang-orang perfeksionis.

Salah satu penelitian menemukan sifat tersebut memprediksi kematian dini di antara mereka yang mengalami diabetes.

Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Prof. Flett dan rekan-rekannya menemukan orang dengan penyakit Crohn, kolitis ulserativa, atau yang mengalami serangan jantung memiliki waktu pemulihan yang jauh lebih lama.

Prof. Flett menulis, ''Hubungan antara perfeksionisme dan penyakit serius tidak mengherankan mengingat perfeksionisme yang tak kenal lelah bisa menjadi resep untuk stres kronis.''

Berita Terkait

Berita Terkini