Info

Awas, Orang dengan 4 Kondisi ini Lebih Baik Hindari Suntik Vaksin Janssen!

Orang dalam kondisi kesehatan tertentu lebih baik menghindari suntikan vaksin Janssen atau vaksin Johnson & Johnson.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi vaksin Covid-19, vaksin Janssen, vaksin Johnson & Johnson. (Pixabay)
Ilustrasi vaksin Covid-19, vaksin Janssen, vaksin Johnson & Johnson. (Pixabay)

Himedik.com - Rasa sakit di area suntikan, flu hingga kelelahan adalah efek samping umum vaksin Covid-19. Tapi, vaksin Jassen salah satu vaksin Covid-19 yang memiliki efek samping tak biasa.

Sebelumnya, vaksin AstraZeneca sebagai suntikan vaksin Covid-19 yang pertama kali digunakan di AS telah dikaitkan dengan risiko komplikasi dan efek samping tak biasa, seperti kejadian trombotik (gangguan pembekuan darah) dan komplikasi neurologis.

Kini, vaksin Janssen atau vaksin Johsnon & Johsnon yang merupakan vaksin vektor adenovirus telah ditemukan sedikit tidak aman bagi sebagian orang. Vaksin Covid-19 ini disebut bisa menyebabkan peningkatan risiko sindrom Guillain-Barré (GBS), yakni gangguan autoimun neurologis.

Sedangkan dilansir dari Times of India, banyak orang mungkin mencuri alternatif vaksin Covid-19 yang lebih aman untuk dirinya sendiri, seperti vaksin Janssen. Tapi, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seseorang sebelum suntik vaksin Janssen.

Ilustrasi vaksinasi, vaksin Covid-19. [Jack Guez/AFP]
Ilustrasi vaksinasi, vaksin Covid-19. [Jack Guez/AFP]

1. Orang dengan riwayat trombosis dan pembekuan darah

Saat ini, risiko gangguan pembekuan darah paling tinggi terjadi pada vaksin Janssen dan AstraZeneca. Risiko suntik vaksin Covid-19 ini tergolong langka dan mengancam jiwa, sehingga pernah menyebabkan beberapa negara menghentikan penggunaan vaksin Covid-019 tersebut.

Adapun risiko pembekuan darah Akibat vaksin Janssen dan AstraZeneca yang paling tinggi di antara kelompok usia di bawah 50 tahun, yang artinya lebih muda dan lebih sehat.

Karena itu, seseorang dengan risiko trombositopenia dan pembekuan darah lebih baik mempertimbangkan ulang suntikan vaksin Janssen. Mereka dalam kondisi ini harus menghindari vaksinasi setidaknya selama 90-120 hari setelah munculnya penyakit mereka.

2. Orang dengan autoimun

Orang yang menderita kondisi autoimun memiliki risiko tinggi terinfeksi virus corona Covid-19 sehingga harus diprioritaskan untuk vaksinasi. Tapi, risiko efek samping yang tidak semestinya dan komplikasi neurologis, termasuk sindrom Guillain-Barré dapat menjadi faktor risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum vaksinasi.

Kondisi autoimun atau kekebalan yang bermasalah dapat meningkatkan risiko mengembangkan reaksi alergi yang tidak biasa dan seringkali parah setelah vaksin Covid-19.

3. Ibu hamil

Saat ini, ibu hamil dan menyusui telah diizinkan suntik vaksin Covid-19. Meskipun vaksin Covid-19 telah terbukti mencegah komplikasi serius akibat infeksi virus corona Covid-19 selama kehamilan, ibu hamil mungkin perlu mempertimbangkan ulang risiko efek samping dan komplikasi jika menerima vaksin Janssen.

Karena, mereka memiliki risiko DVT (deep-vein thrombosis) yang lebih tinggi selama kehamilan dan akan lebih tinggi lagi bagi ibu yang baru saha melahirkan (hingga 6 minggu pascapersalinan). Sehingga lebih baik konsultasi dengan dokter sebelum vaksinasi.

4. Orang dengan riwayat alergi vaksin

Reaksi alergi terhadap vaksin seringkali membuat seseorang rentan untuk mengembangkan komplikasi tertentu setelah vaksin Covid-19. Meskipun hal ini belum jelas, orang yang memiliki riwayat alergi atau reaksi sebelumnya terhadap satu atau bahan lain dalam vaksin akan lebih baik menghindari vaksin Janssen.

Berita Terkait

Berita Terkini