Pria

Mengenal Andropause, Menopause pada Pria

Berikut gejalanya.

Vika Widiastuti | Yuliana Sere

Gejala andropause, menopause pada pria. (Unsplash/Ben White)
Gejala andropause, menopause pada pria. (Unsplash/Ben White)

Himedik.com - Beberapa orang mungkin belum mendengar istilah andropause, menopause pada pria.

Ya, saat wanita mencapai usia tertentu, mereka pasti akan mengalami menopause, suatu kondisi saat siklus haid berakhir secara permanen dan kadar estrogen mengalami penurunan, begitu pun dengan pria.

Para ahli medis menggambarkan kondisi andropause sebagai penurunan kadar hormon testosteron pada pria, dilaporkan medicaldaily.

Ini mungkin dianggap setara dengan menopause wanita hanya pada beberapa tingkat tertentu saja yang memiliki perbedaan.

Melewati usia 30, diperkirakan pria mengalami penurunan testosteron secara alami sekitar satu persen per tahun. Jadi penurunannya cukup bertahap dibandingkan dengan wanita di mana produksi hormon merosot selama periode waktu yang relatif singkat.

Seperti yang kita ketahui, wanita mengalami perubahan signifikan lainnya selama menopause ketika tubuh mereka berhenti berovulasi. Pria di sisi lain tidak pernah berhenti memproduksi sperma.

Rambut wanita bisa bikin bercinta makin menyenangkan. (unsplash)
Rasa percaya diri berkurang pada pria bisa jadi tanda andropause. (unsplash)

Jim Hotaling, seorang ahli urologi dan ahli kesehatan pria di University of Utah Health Care mencatat, perubahan hormon pada pria pun tidak separah yang terjadi pada wanita.

"Ini adalah penurunan yang sangat bertahap dan pada beberapa titik, itu menurun ke gejala dan di situlah saya pikir ada beberapa kemiripan dengan menopause," jelasnya.

Beberapa gejala yang termasuk dalam andropause adalah dorongan seks berkurang, tulang lebih lemah, kekuatan otot berkurang, lemak tubuh meningkat, frekuensi ereksi berkurang, hilangnya rambut pada tubuh dan testis menyusut.

Beberapa pria mungkin juga mengalami berkurangnya rasa percaya diri, kehilangan ingatan, depresi, masalah tidur, kelelahan, mudah marah, dan masalah konsentrasi.

Diperkirakan empat hingga lima juta pria di Amerika menderita gejala yang terkait dengan kadar testosteron yang rendah. Tetapi hanya lima persen dari mereka yang benar-benar mendapat perawatan.

Hotaling menjelaskan bahwa pasien hanya dirawat jika mereka menunjukkan gejala kadar testosteron rendah, yang diketahui melalui bantuan tes darah.

Perawatan biasanya melibatkan terapi penggantian testosteron. "Ada obat lain yang bisa kita gunakan. Kelemahan pengganti testosteron adalah itu akan membuat pria mandul," katanya.

"Kebanyakan pria tidak. Tapi kita bisa menggunakan obat lain untuk benar-benar meningkatkan testosteron dan menjaga kesuburan pria," lanjutnya.

Ingatlah bahwa tidak semua orang memerlukan terapi hormon karena gejalanya terlalu ringan atau mudah ditangani dalam beberapa kasus.

Pastikan kamu mencari bimbingan dari tim medis dan menghindari suplemen herbal yang mungkin tidak membantu atau bahkan meningkatkan risiko kanker prostat.

Berita Terkait

Berita Terkini