Info

Waspada, 5 Kebiasaan Sehari-hari Ini Ternyata Bisa Menurunkan IQ

Berdasarkan penelitian, frekuensi penggunaan ponsel ternyata juga berpotensi menurunkan IQ Anda.

Vika Widiastuti

Ilustrasi otak. (pixabay/ElisaRiva)
Ilustrasi otak. (pixabay/ElisaRiva)

Himedik.com - Kebiasaan tertentu seperti merokok dan mengonsumsi minuman keras bisa berisiko menurunkan kecerdasan dan kemampuan kognitif. Selain itu, ada beberapa kebiasaan yang tanpa kita sadari ternyata menurunkan Intelligence Quotient (IQ).

Setiap orang terlahir di dunia pada dasarnya memiliki hal yang unik dan keistimewaan masing-masing. IQ juga bukanlah satu-satunya faktor penentu kecerdasan.

Meski demikian, ada beberapa hal yang terbukti bisa menurunkan IQ, bahkan berbahaya untuk kesehatan. Seperti dilansir HiMedik dari powerofpositivity.com, berikut 5 kebiasaan sehari-hari yang ternyata berdampak negatif terhadap IQ.

1. Frekuensi penggunaan smartphone

Hampir semua orang memiliki smartphone. Tak bisa dipungkiri perangkat elektronik ini memiliki banyak manfaat bagi aktivitas sehari-hari.

Namun, di baliknya semua itu, ponsel ternyata juga berpotensi menurunkan IQ Anda. Ponsel disebut memiliki efek kecanduan yang bisa menghambat kemampuan kognitif kita.

Untuk membuktikan hal tersebut, para peneliti di University of Texas mengumpulkan sekitar 800 pengguna smartphone. Para peserta kemudian diminta mengikuti tes komputer yang membutuhkan perhatian penuh.

Para peneliti meminta, sebagian dari mereka untuk meninggalkan ponsel mereka di ruangan lain, sementara yang lainnya cukup mematikan ponsel dan meletakkanya menghadap ke bawah di atas meja mereka.

Para peserta yang meninggalkan telepon mereka di ruangan lain terbukti melakukan tes jauh lebih baik dibanding yang tidak. Para peneliti percaya, ponsel yang berada di sekitar Anda bisa menghalangi kemampuan Anda untuk fokus. Salah satu alasannya karena Anda terbiaa memeriksa ponsel secara terus-menerus.

2. Makanan olahan

Menurut National Health Service (NHS) makanan olahan bukan hanya makanan yang dipanaskan dengan microwave atau makanan cepat saji, tetapi juga meliputi makanan yang melalui proses tertentu, seperti pembekuan, pengalengan, pembakaran, dan pengeringan.

Dilaporkan, asupan makanan yang buruk saat masa kanak-kanak dapat menghambat pertumbuhan intelektual. Setelah memeriksa kebiasaan makanan dan IQ dari sekitar 14.000 anak muda, para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang kebanyakan mengonsumsi makanan olahan pada usia 3 tahun memiliki skor IQ rata-rata yang lebih rendah lima tahun dibanding anak-anak yang memiliki diet sehat.

Jenis makanan tertentu yang diberikan kepada anak selama tahap tumbuh kembang, membuat dampak yang bertahan lama pada otak anak.

Sayangnya, para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak yang makan makanan olahan tinggi pada usia tiga tahun menunjukkan sedikit peningkatan nilai IQ ketika perubahan diet positif dibuat kemudian hari.

3. Multitasking

Ilustrasi multitasking (Pixabay/SerenaWong)
Ilustrasi multitasking (Pixabay/SerenaWong)

Otak pada dasarnya tidak bisa benar-benar fokus pada lebih dari satu hal pada suatu waktu, sehingga "multitasking" sebenarnya hanya berpindah bolak-balik antara tugas yang satu dengan yang lain dengan sangat cepat.

Banyak orang berpikir, multitasking bisa menyelesaikan sesuatu lebih cepat, tetapi nyatanya butuh waktu yang lebih lama dibanding menyelesaikan 1 pekerjaan dan tidak seefektif ketika fokus.

Multitasking tidak hanya tidak efektif, tetapi juga berdampak buruk pada IQ. Sebuah studi yang dilakukan oleh Institute of Psychiatry, Psychology and Neuroscience di London, menemukan bahwa multitasking bisa menurunkan 10 poin dari IQ secara sementara.

Padahal kebiasaan merokok atau melewatkan tidur malam tidak menyebabkan penurunan sebesar itu.

4. Konsumsi banyak gula

Sebagaian besar orang mengetahui, kebanyakan gula berdampak negatif pada kesehatan. Bukan hanya itu, ternyata kelebihan gula juga tak baik untuk otak. Para peneliti menemukan, kelebihan fruktosa bisa menurunkan kecerdasan setelah hanya enam minggu.

Untuk membuktikan hal ini, para peneliti dari UCLA mempelajari efek diet tinggi fruktosa pada tikus. Tikus-tikus tersebut diajari cara menemukan jalan melalu labirin lalu tikus tersebut dibagi dua kelompok.

Kedua kelompok tersebut diberi air fruktosa, tetapi satu kelompok juga diberi asam lemak omega-3 yang terbukti meningkatkan kesehatan otak.

Setelah enam minggu, tikus-tikus yang diberi omega-3 berkinerja lebih baik daripada kelompok lain. Faktanya, tikus dalam kelompok lain tidak dapat mengingat rute yang telah mereka melajari.

5. Perjalanan panjang menuju tempat kerja

Hal ini mungkin mengejutkan. Namun, para peneliti di Universitas Leicester menemukan bahwa mengemudi lebih dari dua jam setiap hari dapat dengan cepat menurunkan IQ.

Para peneliti mempelajari gaya hidup lebih dari 500.000 orang selama periode lima tahun dan memberi mereka tes memori dan kecerdasan selama penelitian.

Di antara peserta, 93.000 mengemudi lebih dari dua jam setiap hari. Selain skor mereka yang lebih rendah pada awal penelitian, mereka juga menunjukkan penurunan kognitif yang nyata selama penelitian dibanding dengan mereka yang sedikit atau tidak mengemudi.

Mungkin untuk menghilangkan kebiasaan ini susah, Anda juga tak perlu mengubah semuanya dalam satu waktu. Namun, mulailah dari salah satu poin terlebih dahulu kemudian baru poin berikutnya.

Berita Terkait

Berita Terkini