Info

Olahraga Tak Cuma Baik untuk Fisik, Tapi Bisa Membantu Orang dengan Depresi

Pada dasarnya, olahraga bisa dibilang memiliki efek menguntungkan, terutama pada penderita depresi.

Fita Nofiana

Ilustrasi olahraga (Pixabay/UptownFitness)
Ilustrasi olahraga (Pixabay/UptownFitness)

Himedik.com - Sebuah studi menunjukkan bahwa orang dengan masalah mental mungkin akan terbantu dengan aktivitas fisik. Dalam hal ini berolahraga disebut mengurangi gejala depresi tetapi juga meningkatkan kemampuan otak untuk berubah yang kemudian bermanfaat bagi proses adaptasi.  

Temuan penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Psychiatry.

"Hasilnya menunjukkan betapa pentingnya hal-hal yang tampaknya sederhana seperti aktivitas fisik dalam mengobati dan mencegah penyakit seperti depresi," kata profesor asosiasi pemimpin studi Dr Karin Rosenkranz seperti yang dikutip dari Healthshots.

Orang dengan depresi sering menarik diri dan tidak aktif secara fisik. Untuk menyelidiki efek aktivitas fisik, kelompok kerja Karin Rosenkranz meminta 41 orang yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit untuk penelitian tersebut.

Para peserta masing-masing ditugaskan ke salah satu dari dua kelompok, salah satunya menyelesaikan program latihan selama tiga minggu, khususnya olahraga tim. 

"Ini secara khusus mempromosikan motivasi dan kebersamaan sosial sambil menghilangkan rasa takut akan tantangan dan pengalaman negatif dengan aktivitas fisik seperti pelajaran olahraga di sekolah," jelas Karin Rosenkranz. Kelompok lain mengambil bagian dalam program kontrol tanpa aktivitas fisik.

Ilustrasi olahraga (unsplash.com).
Ilustrasi olahraga (unsplash.com).

Melansir dari Healthshots, tim peneliti memastikan keparahan gejala depresi, seperti kehilangan dorongan dan minat, kurangnya motivasi dan perasaan negatif, baik sebelum dan sesudah program.

Kemampuan otak untuk berubah yang dikenal sebagai neuroplastisitas, juga diukur. Ini dapat ditentukan secara eksternal dengan bantuan stimulasi magnetik transkranial.

"Kemampuan untuk berubah penting untuk semua proses pembelajaran dan adaptasi otak," jelas Karin Rosenkranz.

Saat kemampuan untuk berubah meningkat, gejala depresi akan menurun. Pada orang yang mengikuti program dengan aktivitas fisik, kemampuan untuk berubah ini meningkat secara signifikan dan mencapai nilai yang sama dengan orang sehat. Pada saat yang sama, gejala depresi menurun pada kelompok tersebut.

"Ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik memiliki efek pada gejala dan kemampuan otak untuk berubah. Kami tidak dapat mengatakan sejauh mana perubahan gejala dan kemampuan otak untuk berubah terkait secara kausal berdasarkan data ini," kata dokter Karin. 

"Diketahui bahwa aktivitas fisik bermanfaat bagi otak, karena mendorong pembentukan koneksi neuron. Ini tentunya juga bisa berperan di sini," pungkas sang dokter.

Berita Terkait

Berita Terkini